Bom Bunuh Diri Di Komisi Pemilihan Umum Libya, 12 Orang Tewas

Aksi bom bunuh diri terjadi di depan kantor Komisi Pemilihan Umum Libya di Tripoli pada Rabu (2/5).


Akibatnya, 12 orang tewas dan memicu kebakaran kecil.

Para penyerang juga menembaki para pegawai Komisi Pemilihan Umum Nasional (HNEC) dan berperang dengan pasukan keamanan yang berusaha mendapatkan kembali kendali atas situs itu.

Serangan itu tampaknya bertujuan menggagalkan upaya untuk menyelenggarakan pemilihan di Libya pada akhir tahun ini, bagian dari upaya yang dipimpin Amerika Serikat untuk menyatukan dan menstabilkan negara itu setelah bertahun-tahun konflik dan perpecahan politik.

Sejak Desember komisi pemilihan telah mendaftarkan hampir satu juta pemilih baru di seluruh Libya, meskipun belum ada tanggal yang ditetapkan untuk pemungutan suara.

Serangan Rabu adalah yang pertama dari jenisnya di Tripoli sejak 2015. Meskipun keamanan di Libya tetap bergejolak, kekerasan di ibukota baru-baru ini terbatas pada bentrokan lokal antara kelompok-kelompok bersenjata.

Segera setelah serangan asap hitam tebal itu bisa dilihat mengepul dari kantor komisi pemilihan di distrik Ghout al-Shaal di barat pusat Tripoli.

"Saya melihat dua pelaku bom bunuh diri. Mereka meneriakkan Allahu Akbar," kata juru bicara komisi Khaled Omar, yang meninggalkan kantor dengan staf lain ketika serangan itu terjadi.

"Seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya di dalam komisi dan yang lainnya membuat bagian dari bangunan itu terbakar," sambungnya seperti dimuat Reuters.

Seorang pejabat keamanan yang berbicara kepada para saksi di tempat kejadian serangan itu mengatakan beberapa pria bersenjata telah melepaskan tembakan ke arah penjaga sementara para pembom bunuh diri memasuki gedung itu, dan beberapa orang kemudian melarikan diri.

Begitu berada di dalam pesawat pengebom itu menembak mati para pekerja dari jarak dekat sebelum meledakkan bahan peledak, kata pejabat itu, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.

Kelompok militan ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu dalam sebuah pernyataan pada Amaq, kantor beritanya.

Dua penyerang yang diidentifikasi sebagai Abu Ayoub dan Abu Toufik bentrok dengan pasukan keamanan sebelum memasuki gedung dan meledakkan bom ledak setelah kehabisan amunisi.