Hal ini terlihat dari mulai terjadinya peningkatan permintaan pasokan listrik rumah tangga di Indonesia. Kondisi ini harus dipertahankan dan dimanfaatkan sebaik mungkin.
Pahala menyebut, pada 2021 ini Kementerian BUMN fokus memberi dukungan pada hal pemenuhan kebutuhan infrastruktur, pendanaan, dan akses pasar untuk pengembangan dan pemulihan UMKM. Dukungan ini diberikan baik melalui kebijakan dan aksi-aksi korporasi yang dilakukan, maupun integrasi antar BUMN-BUMN eksisting agar semakin berdaya guna untuk kemajuan UMKM.
"Kami berusaha untuk membangun digital platform dan digital services bagi UMKM. Dari segi pendanaan atau pembiayaan, salah satu inisiatif utama yang kita lakukan terkait dengan usaha Ultra Mikro (UMi) adalah bagaimana kita bisa melakukan konsolidasi BUMN untuk mendukung ekosistem ultra mikro, karena memang jumlah ultra mikro yang saat ini masih membutuhkan dana dan belum mendapatkan dana kurang lebih masih 80 persen," sebuat dia.
"Kami berharap dengan konsolidasi BUMN tersebut bisa mendukung ekosistem UMi dan kita bisa melakukan pemberdayaan serta peningkatan kapabilitas, pendalaman produk finansial bukan hanya mengenai pembiayaan saja tetapi juga tentunya saving, asuransi, dan lain sebagainya. Selain itu, nantinya jika usaha ultra mikro ini mau naik kelas ke level mikro misalnya, ini bisa kita lakukan," tambah Pahala.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengungkapkan bahwa terkait UMKM ada hal-hal yang mesti dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan karena pembiayaan saja tidak cukup. Perlu pembinaan agar UMKM bisa berproduksi lebih baik dan kualitasnya lebih bagus. Selain itu juga diperlukan channeling penjualan dan ekosistem yang lengkap,†ungkap Wimboh.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki yang hadir memberikan keynote speech dalam acara ini pun mengungkapkan saat ini pemerintah terus berupaya mengembangkan UMKM termasuk melahirkan wirausahawan.
"Terima kasih, acara ini bagus sekali, BRI memang jagoannya UMKM, karena itu wajar banyak pujian dari dunia internasional untuk BRI sebagai bank besar," ungkap Teten.
Lebih lanjut Teten mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah tengah berupaya melahirkan wirausaha-wirausaha baru, baik existing maupun yang masih merintis.
"Target kita tahun 2024 bisa 4 persen, kalau didukung dengan ekosistem pembiayaan, ekosistem kewirausahaan, dan kita fokus menarget UMKM yang mendampingi, masukkan ke inkubasi, saya kira target itu bisa tercapai," jelas Teten.
Acara yang terselenggara dalam format hybrid webinar ini total menyajikan dua sesi dengan sub-tema Empowering Sustainable Microfinance & It’s Ecosystem, dan Boosting Innovation for Synergy in Microfinance.
Selain berisi dua sesi webinar, BRI Microfinance Outlook 2021 juga menjadi ajang pemaparan BRI Micro & SME Index (BMSI) Q1-2021, peluncuran sebuah platform pemberdayaan digital yang dikembangkan oleh Bank BRI untuk pelaku UMKM Indonesia yakni LinkUMKM, serta Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Microfinance Indonesia.
Kemunculan produk dan lembaga baru ini diharap bisa meningkatkan kapasitas seluruh pemangku kebijakan untuk lebih optimal memberdayakan UMKM, dan menciptakan lebih banyak lagi pelaku usaha yang naik kelas.