BUMN Kompak Jalankan Program Digital Pertanian

Kementerian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) didukung sejumlah perusahaan negara berkomitmen mengangkat kesejahteraan petani lewat program Kewirausahaan Pertanian dan Digitalisasi Pertanian.


Program ini diimplementa­sikan di sembilan Kabupaten di Jawa Barat yakni Indramayu, Karawang, Purwakarta, Maja­lengka, Sumedang, Cianjur, Gar­ut, Ciamis, dan Tasikmalaya.

Lewat Program tersebut, diya­kini bisa meningkatkan posisi para petani, dari sebagai penggarap lah­an yang tidak memiliki akses pasar dan kendali pada harga produksi, menjadi pemilik bersama atas entitas bisnis dengan model yang memberikan keuntungan maksi­mal bagi para petani.

"Tahap-tahap awal yang menja­di kunci program Kewirausahaan Pertanian telah diwujudkan dalam bentuk piloting berupa entitas-entitas bisnis PT Mitra BUM­DES Bersama (MBB) berbasis kerjasama komunitas di sebelas kecamatan dalam sembilan ka­bupaten," papar Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Far­masi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro di Jakarta, kemarin dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL

Program Kewirausahaan Per­tanian dan Digitalisasi Pertanian telah diresmikan Presiden Joko Widodo di Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada awal Juni 2018. Lebih dari 7 ribu petani di Sli­yeg dilibatkan dalam program itu sehingga memungkinkan penyerapan beras petani dengan harga yang baik.

Bahkan lewat MBB Sliyeg, te­lah dibangun Sentra Pengolahan Beras Terpadu (SPBT) Sliyeg di desa Majasari, lengkap dengan mesin pengering berkapasitas 30 ton per siklus, mesin peng­giling berkapasitas 3 ton gabah per jam, dan mesin pengemasan berkapasitas 4 ton beras per jam. Salah satu arahan Presiden kala meresmikan program tersebut adalah, kewirausahaan pertanian harus memiliki skala yang besar untuk memastikan efektivitas dan nilai tambah bagi petani. e­hingga, petani dapat merasakan manfaat nyata dari program tersebut. Jokowi pun akan terus memantau program ini selama enam bulan. Apabila berhasil, program tersebut akan diangkat menjadi program nasional.

"Kami akan terus melakukan proses edukasi dan sosialisasi sistem digital pertanian hingga September 2018. Kemudian pada Oktober dan November diharapkan proses pengalihan pola petani menjual gabah men­jadi petani menjual beras sudah bisa terjadi pada panen raya di Sliyeg,"  bebernya.

Ia berharap pada Tahun 2019, perluasan program Kewirausahaan Pertanian dan Digitalisasi Sistem Pertanian sudah bisa diimplemen­tasikan ke seluruh kabupaten di Indonesia.

"Peran perbankan jelas. Aspek permodalan bisa kami penuhi. Lalu, akan dibantu dengan baik dari segi pembinaan dan teknologi oleh Telkom bersama sejumlah BUMN sektor Pangan. Sehingga semua aspek bisa terpenuhi," kata Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto.