Cerita Unik Dibalik Operasi Zebra Candi

Pelaksanaan Operasi  Zebra Candi 2019 ini berlangsung  selama 14 hari, terhitung mulai  tanggal 23 Oktober-5 November 2019.


Meski begitu banyak menyisakan cerita unik dalam pelaksanaanya.

Mulai dari banyaknya anak sekolah yang terkena tilang karena mereka masih dibawah umur. Ada pengendara yang memohon dengan beragam alasan hingga menangis karena tidak mau ditilang.

Hal itu diceritakan Kasatlantas Polres Karanganyar AKP Faris Budiman kepada awak media usai menggelar upacara penutupan Operasi Zebra Candi 2019 di halaman Mapolres Karanganyar.

"Banyak sekali aksi 'drama' mulai dari yang memohon-mohon hingga jurus menangis juga dikeluarkan agar tidak ditilang. Namun karena mereka melanggar penindakan tetep kita jalankan," papar  Kasatlantas Polres Karanganyar AKP Faris Budiman, Rabu (6/11).

Banyak dari anak muda, yang terjerat  operasi yang berasal dari luar Karanganyar. Mereka tidak memiliki surat lengkap dan menggunakan knalpot brong, yang terpaksa harus ditilang dan kendarannya disita. Jumlahnya ada sekitar 100.

"Ya karena kendaraan disita, petugas kami akhirnya memesankan mereka Gojek untuk pulang ke rumah," imbuhnya.

Ditambahkan Fariz Budiman selama  pelaksanaan Operasi Zebra Candi 2019 terbukti terbukti efektif menekan tingkat kecelakaan lalu lintas. Pihak Satlantas Solo sudah menyosialisasikan budaya tertib berlalu lintas di jalan raya.

"Tingkat kecelakaan menurun drastis namun pelanggaran justru meningkat. Selama 14 hari kami mencatat ada sekitar 4000 lebih pelanggaran terkait alat kelengkapan berkendara," tandasnya.

Mayoritas pengendara motor yang terkena tilang adalah anak-anak sekolah atau pelajar yang belum memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM). Pelanggaran terbanyak adalah tidak menggunakan helm.

"Terbanyak anak sekolah. Mereka belum memiliki SIM," pungkasnya.