Cegah Stunting Emak-emak Magelang Sehat (Ceting Emas) ikut mendukung penurunan angka stunting di Kota Magelang. Program itu diinisiasi oleh Tim Penggerak Pemberdayaa dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Magelang.
- Satgas Gabungan Razia Pasar dan Swalayan di Grobogan
- Bantuan ODKB Sangat Dibutuhkan Sundari, Ibu Afifah Penderita Hidrocefalus
- Pasien Tuberkulosis dan AIDS Terabaikan
Baca Juga
"Dengan Ceting Emas kita bisa menurunkan angka stunting hingga 67,7 persen," kata Ketua TP PKK Kota Magelang, Hj Niken Ichtiaty Nur Aziz, dalam Sarasehan Istri Wali Kota (Rasaikota) 2023 di Hotel Sahid Bela Ternate, yang berakhir Kamis (05/10).
Rasaikota adalah ajang para istri wali kota untuk bertukar pikiran dan membangun jaringan yang lebih kuas dalam upaya menguatkan dan memberdayakan wanita dalam menggerakkan sektot ekonomi daerah dan program kedaerahan. Juga untuk menguatkan potensi lokal daerah dan kesempatan membangun kemitraan yang strategis di lintas daerah.
Kunci keberhasilan penurunan stunting di Kota Magelang, lanjut Niken, karena ada sinergi dan kolaborasi seluruh unsur pemerintah dan masyarakat. Salah satunya, merekrut anak-anak remaja menjadi "PKK Milenial" agar dapat bergerak cepat dalam menjawab tantangan perkembangan zaman.
"Selain melibatkan PKK milenial dalam kegiatan Posyandu, kami juga memberikan makanan tambahan dengan gizi seimbang kepada baduta/balaita yang terindikasi stunting," kata Niken.
Secara terorganisir, TP PKK bertugas mengawasi, mendistribusikan, dan membuat laporan terkait penanganan stunting.
Baduta/balita stunting akan diberi uang makan Rp 20.000 per hari, berupa makanan siap saji selama 90 hari. "Total satu anak membutuhkan Rp 1,8 juta selama satu periode Ceting Emas," papar Niken.
Dalam perjalanan waktu, beberapa elemen ikut berpartisipasu menjadi donatur Ceting Emas. Antara lain, berbagai organisasi wanita dan OPD untuk menjadi bunda asuh.
Program Ceting Emas ternyata menarik perhatian Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (YDKK). Agustus lalu, YDKK membantu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada baduta/balita terindikasi stunting dan ibu-ibu hamil dengan kondisi Kurang Energi Kronis (KEK).
"Selain itu, kami juga melibatkan Persagi (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) dalam menyusun menu makanan dan memberi edukasi kepada para orangtua baduta stunting," imbuh Niken.
- DKK Semarang Prediksi Akhir Oktober dan Desember Ada Kenaikan Kasus Covid-19
- Anas: RSUD Patut. jadi Contoh RS lainya
- Wapres Apresiasi Jateng Jadi Pionir Pengembangan Rumah Sakit Berbasis Syariah