Banjir dipicu hujan deras berturut-turut selama tiga hari mengguyur Kota Semarang merendam beberapa wilayah.
- Buka Finalisasi LKPJ, Walkot Tegaskan OPD Agar Jalankan Tugas Sebaik-baiknya
- Digagas Sang Istri, Pj Wali Kota Salatiga Sebut Car Free Night Inovasi Nikmati Keindahan Bumi Toleransi
- Gubernur Ganjar Harap Kota Semarang Makin Ramah untuk Lansia dan Anak-anak
Baca Juga
Dampak paling parah salah satunya di Kecamatan Genuk. Tujuh kelurahan, pada hari kedua banjir, Jumat (15/3) ini masih terendam dengan tinggi genangan berbeda-beda dan sebagian kondisinya sudah akan surut.
Warga terdampak banjir parah diungsikan ke tempat penampungan sementara yang aman. Mereka tetap banyak memilih bertahan di rumahnya meskipun dikepung banjir.
Pihak pemerintah kecamatan setempat berusaha membantu warga dengan mengirimkan bantuan logistik dan makanan.
Camat Genuk Suroto menjelaskan, banjir Genuk lebih parah dibandingkan wilayah lain karena geografis daerahnya dekat muara.
Sehingga jika wilayah lain Pedurungan dan Gayamsari surut, Genuk belum dan surutnya sampai beberapa hari.
"Banjir parah di sini pertama kondisi wilayah kita dekat muara jadi air banjir yang meluap akan langsung masuk ke kampung-kampung. Kedua adalah jika banjir surutnya berhari-hari, beda dengan Pedurungan atau Gayamsari yang banjir sehari surut. Air setelah di sana surut mengalirnya juga ke utara dan wilayah kita lagi yang terkena dampaknya," ucap Suroto.
Saat banjir merendam Kamis (14/3) kemarin seluruh wilayah Genuk 13 kelurahan bahkan terendam semuanya. Namun, beberapa dapat surut sendiri dalam satu hari.
Akan tetapi banjir yang terjadi tahun ini dianggap berbeda bagi Suroto. Menurutnya, banjir lebih besar serta dampaknya pun parah merendam jalan serta permukiman warga.
Banjir besar ini memicu kekhawatiran, Suroto khawatir jika tahun-tahun mendatang banjir semakin ganas.
Cuaca saat ini sulit diprediksi dan berubah-ubah sehingga seluruh pihak termasuk warga mesti waspada terhadap ancaman bencana.
Antisipasi dan mitigasi dibutuhkan pun tidaklah mudah, Suroto menyebut dan mengharapkan pemerintah daerah kota (Pemkot) Semarang seharusnya menyusun perencanaan terkait dan melakukan pembangunan infrastruktur penting dalam penanganan segera agar banjir besar tidak kembali jadi kekhawatiran bagi masyarakat Kota Semarang.
"Semakin tahun malah ngeri sekali banjirnya. Dahulu tidak pernah separah ini, tetapi mungkin saja banjir tahun ini dipengaruhi cuaca tidak menentu dampak perubahan iklim. Semoga, tidak ada lagi bencana alam apa pun," kata dia.
"Kita berharap agar Pemkot Semarang berhasil menangani tuntas masalah banjir tahunan, dan bencana ini jadi evaluasi bagi semua pihak pemerintah daerah maupun pusat untuk benar-benar serius mematangkan rencana solutif dalam menangani bencana banjir dan rob," tambahnya.
Pemerintah Kecamatan Genuk bersama relawan mendirikan dapur umum bagi masyarakat terdampak banjir di Bangetayu Wetan.
Setiap hari, relawan dan pihak-pihak terkait membagikan 5.000 bungkus makanan kepada warga korban banjir di seluruh kelurahan.
Tempat pengungsian juga disediakan untuk wilayah terdampak parah banjir, masyarakat sejak hari pertama banjir telah mengungsi karena rumahnya terkena banjir.
Ada puluhan kepala keluarga (KK) yang sampai hari ini menempati pengungsian. Warga belum kembali ke rumah, mereka khawatir hujan deras mengguyur dan mengakibatkan banjir susulan.
- Pemkab Magelang Dorong Penerapan Sistem Informasi e-BLUD
- Polda Jateng Siap Amankan Tempat Ibadah dan Wisata
- Sinoeng Tertarik Pengelolaan Sampah Digital Libatkan Programmer yang Diterapkan Kota Malang