Dampak Erupsi Gunung Merapi, Masyarakat Diminta Waspada

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Bergas C Penanggungan. Erna Yunus B/Dok.RMOLJateng
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Bergas C Penanggungan. Erna Yunus B/Dok.RMOLJateng

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Bergas C Penanggungan meminta kepada masyarakat di lereng Gunung Merapi waspada dan tidak melakukan kegiatan di radius 5 hingga 7 Kilometer.


"Masyarakat diminta menjauh dari kondisi titik erupsi dengan jarak kurang lebih 5 sampai 7 km," kata Bergas saat di Salatiga, Minggu (4/2).

Ia menerangkan, sampai saat ini belum perlu diadakannya pengungsian aminat dampak erupsi Gunung Merapi.

Namun demikian erupsi Gunung Merapi dibarengi terjadinya angin kencang ke arah timur perlu diwaspadai khususnya warga di wilayah Boyolali dan Klaten.

"Namun kondisi ini masih dianggap wajar, meskipun srupsi kali ini pada umumnya menuju ke arah barat. Kami juga telah memberikan pelatihan kepada masyarakat," tarang dia.

Sejauh ini, BPBD Provinsi terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait menyusul Gunung Merapi di Kabupaten Sleman terus menunjukkan aktivitasnya.

Terakhir, pada Jumat 2 Februari 2024 pukul 00.00-24.00 WIB kembali terjadi erupsi. Tercatat, ada 24 kali guguran lava pijar Gunung Merapi ke arah barat daya (Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimum 1.600 meter.

Terdengar 1 kali suara guguran terdengar dari Pos Babadan dengan intensitas suara sedang. Disusul, terjadi kegempaan Guguran dan kegempaan Hybrid/Fase Banyak.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas Gunung Merapi pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Sedangkan, di sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.

"Kembali kami mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Termasuk mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi serta gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi," imbuhnya.