Dampak Longsor Jalur Pranten-Dieng, 3 Desa Terancam Banjir Bandang

Sejumlah desa di bawah lokasi longsor jalur Pranten-Dieng, Kecamatan Bawang, terancam banjir bandang. Hal itu disampaikan Kabid kedaruratan dan logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batang, Agus Sembodo.


"Iya takutnya seperti itu dampaknya. Terutama jika ada curah hujan tinggi terus mengguyur wilayah yang longsor," katanya saat ditemui di kantor Bupati Batang, Selasa (4/1).

Ia menyebut potensi itu muncul karena longsor menutup aliran sungai Belo. Selain itu juga bibir sungai melebar karena longsor.

Hal lainnya adalah mahkota longsor masih tampak di bukit yang longsor. Masih ada bongkahan yang masih ada kemungkinan longsor.

"Yang wajib waspada adalah warga yang tinggal di pinggir sungai Belo itu," tuturnya.

Pria berkacamata itu menyebut ada tiga desa yang terancam banjir bandang. Yaitu sebagian desa Deles, sebagian desa Candigugur dan sebagian desa Bawang.

BPBD sudah meminta perangkat desa pranten untuk siaga jika curah hujan tinggi. Lalu juga mengabarkan ke perangkat desa yang kemungkinan terdampak.

"Selalu Koordinasi peringatan, cari lokasi evakuasi aman hingga menyiapkan orang-orang yang siaga," tuturnya.

Bupati Batang Wihaji mengakui wilayah tersebut rawan longsor. Ia sudah memerintahkan BPBD Batang untuk waspada karena potensi longsor masih ada.

Ia juga mengatakan penanganan longsor jalur pranten-Dieng butuh koordinasi beberapa pihak. Contohnya, lahan itu adalah milik Perhutani.

"Lalu juga ada kewenangan Lingkungan Hidup, ada juga wewenang kabupaten," tuturnya.

Terkait dengan alih fungsi lahan hutan menjadi ladang kentang, hal itu menjadi wilayah Perhutani. Sebab, perhutani menjadi pemilik masa tanah di lokasi longsor itu.