Demo Memanas, Petugas Tembakan Gas Air Mata

Aksi mahasiswa mulai memanas, sempat terjadi pelemparan batu kerikil dan botol air mineral, petugas Kepolisian terpaksa menembakkan gas air mata ke arah kerumunan mahasiswa yang mencoba masuk kedalam.


Sontak mahasiswa langsung kocar-kacir menyelamatkan diri dari tembakan gas air mata dan kepungan petugas kepolisian dari Dalmas dan Brimob yang sedari tadi mengamankan aksi demo.

Sebelum pecah kericuhan, mahasiswa menuntut untuk masuk ke dalam gedung DPRD Surakarta. Mereka menuntut agar semua peserta aksi diperbolehkan masuk bukan hanya perwakilan saja. 

Kondisi sedikit memanas, saat ada perwakilan dari gedung Dewan memberikan air minum pada para mahasiswa. Mereka hanya menuntut satu hal yakni  berdialog dengan para Wakil Rakyat. Ternyata negosiasi berjalan cukup alot.

Para mahasiswa ini menolak bila hanya perwakilan saja yang diterima. Mereka meminta agar seluruh mahasiswa yang menggelar aksi, semua bisa masuk.

Setelah ada kesepakatan, akhirnya lima anggota DPRD ini pun menemui para pendemo di halaman depan gedung DPRD Solo.

Sempat terjadi aksi dorong, sehingga petugas merapatkan barisan, karena mahasiswa berhasil membuka barikade kawat berdiri yang dipasang di depan kantor DPRD.

Dengan menggunakan MMT yang semula untuk alat  berdemo oleh mahasiswa digunakan sebagai penutup kawat berduri dan disingkirkan dengan cara diinjak-injak. 

Petugas akhirnya menutup pintu gerbang masuk kedalam area gedung. Sempat terjadi aksi lempar menggunakan botol air mineral namun bisa diredam oleh koordinator aksinya.

Salah satu tuntutan dari peserta aksi yakni Komite Aksi Mahasiswa Untuk Perjuangan Tani (Kamrat) dalam aksinya mereka sampaikan penolakan RUU Pertanahan yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat dan perlibatan militer dalam ranah sipil, terutama dalam penanganan konflik.

Sementara itu Sugeng Riyanto salah satu anggota DPRD dari PKS yang naik diatas mobil Polisi menenangkan dan meminta  mahasiswa agar tertib dan tidak bertindak anarkis. Mereka akan dibukan pintu untuk berdialog dengan tenang.

"Yang tenang, Kalian akan diperbolehkan masuk(dalam gedung) asalkan bisa tertib. Pak Polisi silahkan kawal mahasiswa untuk masuk kedalam," pinta Sugeng Riyadi.

Meski sudah diijinkan masuk, namun aksi massa masih tertahan di pintu gerbang masuk DPRD dengan penjagaan ketat dari petugas. Hingga akhirnya keributan tidak bisa dihindarkan lagi dan petugas menembakkan gas air mata untuk membubarkan mahasiswa.