Dewan Fokus Beri Wawasan Kebangsaan ke Ormas-ormas Di Jateng

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah terus fokus memberikan wawasan kebangsaan untuk menggempur paham radikal yang terus masif berkembang di era digital. Saat ini, organisasi-organisasi masyarakat di Jateng menjadi sasaran sasaran utama DPRD Jateng untuk diberi wawasan kebangsaan.


Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah terus fokus memberikan wawasan kebangsaan untuk menggempur paham radikal yang terus masif berkembang di era digital. Saat ini, organisasi-organisasi masyarakat di Jateng menjadi sasaran sasaran utama DPRD Jateng untuk diberi wawasan kebangsaan.

Hal itu diungkapkan Sekretaris Komisi A DPRD Jateng, H Irna Setyowati dalam acara Taubat Teroris yang digelar Selasa(4/5) kemarin.
Menurut Irna, saat ini pihaknya terus bersinergi dengan Kesbangpolinmas untuk menggelar berbagai program mencegah merebaknya paham radikalisme di Jawa Tengah.

Berbagai pelatihan dan seminar telah digelar bergiliran di kabupaten kota di Jawa Tengah. Tujuan utamanya yakni memberi wawasan kebangsaan dengan metode humanis, dengan cara mengenalkan apa itu NKRI secara lebih mendalam.

Kita selalu bekerja sama dengan Kesbangpolinmas. Hampir setiap bulan kita minimal 3 kali berkeliling ke ormas-ormas untuk memberikan wawasan kebangsaan. Awalnya kita beri perkenalan lebih mendalam sehingga nantinya muncul rasa cinta terhadap NKRI, kata Irna.

Selain itu, kata Irna pemberian wawasan kebangsaan melalui sosial media juga tak luput dari DPRD Jawa Tengah. Pihaknya pun juga selalu melakukan pengawasan secara ketat paham radikal di sosial media. Sebagaimana diketahui, saat ini sosial media jadi alat utama para pelaku terorisme untuk menyebarkan paham paham radikal.

Saat ini sosial media juga jadi fokus utama ya. Kita terus awasi dan beri sosialisasi soal bahaya paham radikal,†tambah Irna.

Selain itu, pihaknya pun mendukung para mantan napi teroris yang kini ikut membantu menangkal paham radikal. Ia berharap dengan adanya peran berbagai pihak, paham radikal di Jawa Tengah bisa diminimalisir.

Senada dengan Irna, Dirbinmas Polda Jateng, Kombes Pol Lafri Prasetiono pun mengungkapkan bahwa paham radikal dan terorisme masuk dalam kejahatan ekstra ordinary, sehingga dalam penangananya dilakukan secara khusus dan serius.

Menurut Lafri, penanganan terorisme tidak hanya menitik beratkan pada hukuman tapi juga pada pencegahan.

Rata-rata kasus yang terjadi dikarenakan beberapa faktor mulai dari ekonomi hingga pendidikan. Bermula dari intoleransi yang meningkat jadi kegiatan radikal dan muncul aksi terorisme,†ucap Lafri.

Oleh sebab itu, kata Lafri, sebelum muncul aksi terorisme, intoleransi di Jawa Tengah selalu jadi fokus awal Polda Jateng untuk ditanggulangi. Polda jateng pun selalu menggunakan pendekatan humanis seperti sosialisasi dan seminar-seminar yang mudah diterima di masyarakat.

Untuk diketahui, dalam kegiatan Tobat Teroris yang digelar FWPJT tersebut juga turut menghadirkan Ketua FKPT Jawa Tengah, Syamsul Ma’arif, serta perwakilan eks napi terorisme Badawi Rahman. Selain itu keluarga korban Bom Bali II juga turut dihadirkan dalam kegiatan tersebut. [adv]