Pemerintah Kabupaten Pekalongan mendampingi, RG (13) santri korban penganiyaan 14 seniornya.
- Polda Jawa Tengah Pastikan Situasi Di Seluruh Jawa Tengah Aman Dan Damai Jelang Pilkada Serentak 2024
- Raih Predikat Kapolres Terbaik Se-Jawa Tengah, Aryuni Novitasari: Aspek Kamtibmas Adalah Perhatian Kapolda
- AKBP Ronni Bonic Resmi Nahkodai Polres Kudus
Baca Juga
Pendampingan psikologis dilakukan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3APPKB) Kabupaten Pekalongan.
"Hari ini, korban sudah menjalani sesi konseling dengan tim psikolog dinas yang didampingi oleh Dianita Pramasari Irani," kata Kepala dinas P3APPKB Kabupaten Pekalongan dr. Eko Wigiantoro saat dihubungi, Jumat (22/9).
Ia menyebut tugas psikolog adalah memulihkan rasa trauma korban. Sehingga pada waktu tertentu dapat beraktivitas normal dan bergaul seperti biasa.
Eko menyebut selain pendampingan rasa trauma, sesi tukar pikiran dengan pihak keluarga korban, khususnya orang tua, juga penting.
Sebab, oraang tua ikut memikul beban mental akibat perlakuan tidak wajar terhadap anak.
"Sehingga memerlukan asupan pemikiran yang positif dari orang-orang dekat," tuturnya
Hasil dari pendampingan yaitu korban sudah mulai berkomunikasi dengan keluarga ataupun yang lainnya.
"Korban juga sudah siap untuk kembali ke sekolah secepatnya, tetapi tidak mau kembali mondok ke MBS Assalam Kajen atau pun ke ponpes lainnya," ucapnya.
Korban mempertimbangkan tiga sekolah yaitu SMPN 1 Wiradesa, SMPN 1 Wonokerto, SMP Islam FQ Wonokerto. Untuk itu, pihak sekolah korban dan orang tuanya akan bermusyawarah dulu dalam memilih sekolah.
"Terkait sekolah, tim akan konsultasi dengan dindikbud terkait keinginan korban untuk pindah sekolah ke SMP yg dituju," ucapnya.
Di sisi lain, pihak orangtua korban masih tetap melanjutkan kasus tersebut ke ranah hukum.
Seorang siswa Madrasah Tsanawiyah sekaligus santri sebuah pondok pesantren di kabupaten pekalongan jadi korban bullying seniornya. Korban yang berinisial RQ (13), menderita luka-luka setelah dikeroyok 14 seniornya.
Peristiwa pengeroyokan itu terjadi pada Sabtu (9/9) malam lalu usai santri melakukan kegiatan di dalam kamar kelas VIII. Orangtua korban langsung melaporkan peristiwa itu ke Polres Pekalongan pada Minggu (10/9) siang.
- Pangdam Mayjen TNI Tandyo Budi: Wujudkan Pemilu Aman dan Damai
- Tolak Rancangan Undang-Undang Penyiaran! Ratusan Jurnalis Dan Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Aksi Unjuk Rasa
- Ungkap Motif Kebakaran Kantor Camat Banyuputih, Polisi (Masih) Temui Jalan Buntu