Digagas Bupati Banyumas, Pelatihan Membuat Komik Diminati Anak Muda

Workshop membuat komik yang diinisiasi Bupati Banyumas Achmad Husein mendapat tanggapan positif dari anak muda Banyumas.


Kuota yang disediakan sebanyak 20 orang langsung terpenuhi dalam waktu singkat, bahkan pendaftar mencapai 85 orang. Pelatihan akan dilaksanakan selama sembilan kali pertemuan dengan instruktur Komikus Muda Banyumas Maria Rengganis.

Ajudan Milenial Bupati Banyumas Muhammad Meizar Brahmantyo selaku panitia mengatakan pelatihan diikuti sebanyak 20 orang yang berusia antara 14-30 tahun. Kecuali adik Aila Nayandini yang baru berusia dua belas tahun. 

"Adik Aila ini sering memenangi lomba dan pernah beraudiensi dengan Bapak Bupati sehingga beliau mengapresiasi dengan mengikut sertakan dalam pelatihan ini," kata Meizar, Senin (13/9/2021) di komplek Pendopo Sipanji Purwokerto. 

Bupati Banyumas Achmad Husein membuka pelatihan dan memberi ruang bagi anak-anak muda di Banyumas yang punya minat dan bakat menggambar. 

"Ini perdana. Goalnya saya akan bikin comic house, untuk membuat cerita dan komik yang bersumber dari budaya Banyumas," kata Husein.

Husein berpandangan, budaya Banyumas akan mudah dipahami, jika dikemas melalui karya-karya komik atau animasi. "Dituangkan dalam bentuk komik agar gampang dicerna. Nanti masuknya ke animasi juga, awalnya lewat komik dulu," terangnya.

Pemateri Workshop Membuat Komik Maria Rengganis untuk materi perdana workshop dijelaskan soal pengenalan dunia perkomikan di Indonesia. Ia sampaikan, ada beberapa jenis aliran dalam komik. Ada manga, manhua, manhwa. "Manga itu berasal dari Jepang. Manhwa berasal dari Korea, sedangkan Manhua asalnya dari China," katanya.

Ia juga menyebutkan, pangsa pasar komik di Indonesia masih terbuka lebar. Itu, bukan tanpa alasan. "Minat pembaca komik di Indonesia. Masih sangat tinggi, pada 2013 Indonesia menduduki peringkat pembaca komik kedua setelah Finlandia," jelasnya.

Soal kelangsungan karir bagi seseorang yang punya kemampuan menggambar, mumpuni ia sebut ada beberapa pilihan karir. "Jenjang karir ada full time comic artist memiliki cerita sendiri dan menerbitkan karyanya di platform tertentu. Lalu ada Ilustrator, cerita bukan milik sendiri, disini perannya hanya sebagai orang yang menggambar komik. Kemudian Background Artist, mereka yang berperan sebagai pendukung dengan membuat background untuk komik," tuturnya.

Nur Latifah ibu dari Aila Nayandini, saat menunggui workshop mengatakan bahwa dirinnya mengantarkan anaknya yang masih duduk di kelas VI SD UMP. Putrinya menjadi peserta workshop termuda karena undangan langsung dari Bupati Banyumas.

"Kebetulan anak saya diundang oleh Bupati Banyumas Bapak Achmad Husein untuk penyerahan lukisan, yang bergambar Beliau Bapak Bupati dan ditawarkan ikut pelatihan ini," ucapnya.

Menggambar memang sudah jadi hobi sang anak. Sebagai orang tua, ia mendukung sepenuhnya. "Suka gambar dari usia tiga tahun," ujarnya.

Ia katakan, hampir setiap harinya putrinya menggambar. Gambarnya macam-macam. Kadang pemandangan, tokoh kartun, atau animasi lainnya. "Dari hobinya sudah banyak memenangkan lomba. Ada 150 piala yang sudah didapat," ucapnya.