Dinas Lingkungan Hidup Semarang Bagikan 800 Safety Box Bagi Warga Isolasi Mandiri

Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang membagikan 800 safety box bagi masyarakat yang sedang menjalani isolasi mandiri. RMOL Jateng
Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang membagikan 800 safety box bagi masyarakat yang sedang menjalani isolasi mandiri. RMOL Jateng

Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang membagikan 800 safety box bagi masyarakat yang sedang menjalani isolasi mandiri.


Pembagian safety box ini juga untuk mengantisipasi timbulnya sampah infeksius dari warga yang sedang melakukan isoman.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Sapto Adi Sugihartono menyampaikan, safety box yang dibagikan kepada warga seperti halnya safety box yang digunakan di masing-masing fasilitas kesehatan. Namun begitu, pihaknya sudah dilakukan beberapa modifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan warga.

"Safety box ini yang sering dipakai di faskes-faskes kita modifikasi agar bisa digunakan oleh warga yang melakukan isolasi mandiri, jadi sampah infeksiusnya terkumpul dalam sebuah kotak yang disebut safety box tadi," kata Sapto saat dihubungi RMOL Jateng, Kamis (29/7).

Nantinya sampah yang sudah terkumpul di dalam safety box bisa langsung dipisahkan dari kotak sampah yang ada di rumah. Namun, Sapto juga memberikan pilihan untuk membuang sampah infeksius dari dalam safety box tersebut ke dalam drop box yang sudah disediakan di masing-masing rumah isolasi yang ada di kelurahan.

DLH juga telah memberikan drop box untuk menampung sampah infeksius dari safety box yang dipegang oleh masing-masing pasien isoman. Pihaknya membagikan 177 drop box untuk masing-masing kelurahan yang ada di Kota Semarang.

"Sekarang ini kita fasilitasi masyarakat untuk mengumpulkan sampah-sampah infeksius dari warga yang sudah terpapar Covid-19, jadi masker, tisu, sapu tangan, sarung tangan bisa dimasukkan ke safety box jadi dipisahkan dengan limbah yang lain," paparnya.

Sapto menekankan, jika tidak memiliki safety box, warga yang melakukan isolasi mandiri bisa memasukkan sampah infeksius ke dalam kantong-kantong plastik. Kemudian kantong plastik diikat dan sebelum dibuang ke dalam drop box wajib disemprot terlebih dahulu dengan desinfektan untuk mengurangi risiko penularan.

"Setelah itu nanti dari DLH akan mengambil sampah infeksius yang sudah terkumpul di rumah isolasi tersebut untuk kita lakukan pemrosesan lebih lanjut, yakni kita bakar dengan menggunakan incinerator. Dan kami mendapat bantuan incinerator dari rumah sakit tentara, jadi nanti pemusnahannya akan dilakukan di RST," jelasnya.

Pada awal pandemi, lanjut Sapto, drop box hanya dipasang di masing-masing kecamatan. Namun seiring tingginya kasus Covid-19, DLH berusaha mendekatkan drop box kepada masyarakat. Sapto berharap, masyarakat yang menjalani isoman bisa memiliki kesadaran dan ikut mengelola limbah infeksius secara benar.