Tim Disaster Victim Identification (DVI) Forensik Polda Jawa Tengah melakukan pembongkaran makam Nur Haniyatun Maghfiroh (27) korban gantung diri pada awal Februari lalu.
- Diduga untuk Praktek Esek-esek, Satpol PP Kota Semarang Razia Kos-kosan
- Duh, Jual Beli Kursi Sekolah Dan Pungli Masih Ada Aja Nih
- Wa Ode Nurhayati Penuhi Panggilan KPK
Baca Juga
Didampingi Reskrim Polres Kendal, Reskrim Polsek Gemuh, dan juga keluarga korban, makam korban gantung diri Nur Haniyatun di pemakaman Maklumat belakang Masjid Nahdlatul Ulama Baitul Muttaqien Desa Pucangrejo Kecamatan Gemuh Kendal dibongkar, Senin(9/3).
Sontak saja, pembongkaran makam tersebut membuat warga sekitar geger karena penasaran dengan kematian korban gantung diri itu.
Otopsi dilakukan setelah pihak keluarga korban meminta kepada Polsek Gemuh yang mendapati beberapa kejanggalan atas kematian mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW) tersebut.
Ayah korban, Abdul Somad (50), mengatakan saat kematian putrinya, pihaknya tak sempat melihat putrinya yang dikabarkan melakukan gantung diri.
"Saya kan kerja dan dapat kabar jam 9, jadi gak sempat melihat korban di rumah pas kejadian. Saya hanya bisa melihat kondisinya di RSI Baitul Hikmah. Itupun langsung dibawa pulang, disucikan dan dikuburkan," katanya.
Pasca penguburan, pihak keluarga menemukan sejumlah bukti kejanggalan atas kematian korban.
Atas dasar itu, pihaknya melaporkan ke Polsek Gemuh dan meminta jenazah putrinya untuk dioutopsi.
"Kondisi korban saat ditemukan, tidak ada bekas jeratan di leher, lidah tak menjulur ke luar, mata tak menyamping, juga tidak ditemukan cairan yang keluar baik dari lubang di seluruh tubuh maupun alat kelamin dan dubur," katanya.
Somad berharap dengan adanya outopsi ini penyebab kematian putrinya jelas.
Hal itu agar dirinya dan keluarga lain merasa yakin dan merelakan kepergian putrinya.
"Hasilnya nunggu dari kepolisian. Saya hanya ingin penyebab kematian putri saya jelas biar tidak ada keragu-raguan lagi. Kalau memang meninggalnya bunuh diri murni ya saya ikhlas tapi kalau anak saya dibunuh, ya polisi harus segera menangkap pelakunya," tambahnya.
Mantan TKW di Singapura ini ditemukan meninggal gantung diri pada, Jumat (7/2) lalu. Korban ditemukan oleh suaminya Muhamad Agung Pratama (23) warga Desa Randusari Kecamatan Rowosari Kendal menggantung di dapur rumah orangtuanya.
Keduanya sering terlibat cekcok sebelum peristiwa nahas itu terjadi.
KBO Reskrim Polres Kendal, Iptu AM Tohari, menjelaskan sebelumnya keluarga korban melakukan laporan atas beberapa temuan yang janggal mengenai kematian korban.
Pihaknya mendampingi tim DVI Forensik Polda Jateng membongkar makam dan melakukan outopsi baik luar maupun dalam jenazah.
Proses outopsi berlangsung selama dua jam di area pemakaman.
Sementara itu, Kuasa Hukum Keluarga Korban, Sigit Rizki Riyandani, SH, MH dan Bramedika Kris Endira, SH, mengatakan, jika proses otopsi merupakan permintaan keluarga korban yang curiga dengan kematian korban yang dianggap tidak wajar.
"Semoga hasilnya bisa segera jadi agar tidak menimbulkan polemik. Kalau memang korban benar meninggal dengan gantung diri, keluarga ikhlas. Kami harap polisi segera mengusut kasus tersebut kalau ada unsur pembunuhan," kata Bramedika.
- Polres Wonogiri Musnahkan Ratusan Miras Hasil Razia Cipkon
- Lakukan Aborsi, Sepasang Pelajar Ditangkap Polres Batang
- Polresta Solo Serahkan Berkas Penyelidikan kepada Keluarga Korban Diklat Menwa UNS Solo