Direktur PDAM Nilai Pengawasan Air Bawah Tanah Lemah

Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Moedal Semarang Yudi Indarto
Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Moedal Semarang Yudi Indarto

Penggunaan air bawah tanah oleh industri besar di Kota Semarang yang begitu masif dinilai menjadi penyebab turunnya tanah.

 Hal ini disebabkan lemahnya aparat dalam mengawasi pelaku industri besar yang menyedot air tanah.

Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Moedal Yudi Indarto mengakui proses pengawasan air bawah tanah lemah, 

"Memang lemah pengawasannya, oleh karena itu kita harus kerja bareng untuk mengawasinya" kata Yudi usai acara dialog air bawah tanah di Semarang, Rabu (8/11).

Menurut Yudi, selama ini proses pengawasan ABT masih berjalan sendiri-sendiri.Jangan sampai Bappeda jalan sendiri, kita jalan sendiri, sehingga terkesan tidak terkoordinir.

"Sebenarnya kita punya tim koordinasi , kita perlu tingkatkan dengan menggandeng aparat penegak hukumnya" kata Yudi.

Yudi bahkan menuding adanya kebocoran saat razia dikarenakan Pembaca meteran ABT dan PDAM itu outsourcing nya sama dari koperasi PDAM

Apakah ada sanksinya pak bila ada yang melanggar ? Menurut Yudi yang bisa memberikan sanksi adalah pemprov karena regulasi yang mengatur milik provinsi.

Yudi mengatakan, mal-mal baru yang di bangun daerah kita, pelaku industri besar, mesti ada surat keterangan dari kita .

"Mal-mal yang dibangun di daerah layanan kita , pasti rekomendasi nya adalah bisa kita layani dengan PDAM Namun bila ijin penggunaan air bawah tanahnya tidak bisa keluar, bila surat ijin nya keluar, berarti ada yang aneh, berarti itu illegal" pungkas Yudi.