Disdikbud Batang Latih Puluhan Guru Menarikan Tari Simo dan Batik Gringsing

Puluhan guru mendapat pelatihan khusus menari Tari Simo Gringsing dan Tari Batik Gringsing. Pelatihan itu merupakan bagian dari upaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Batang melestarikan tarian tradisional.


"Oleh karena itu, hari ini kami mengadakan kegiatan pembinaan seni dasar tari Batik dan Simo Gringsing," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayan Kabupaten Batang, Ahmad Taufiq di hotel Dewi Ratih, Senin (17/10). 

Pihaknya mengundang 50 orang terdiri atas guru SD, SMP, SMA dan pelaku seni tari dari berbagai sanggar di Kabupaten Batang. Tujuannya, agar tari Batik Gringsing dan Simo Gringsing semakin mengakar. 

Taufiq, sapaan akrabnya, mengatakan kedua tari itu lahir melalui penelitian pada akhir 2017. Pihaknya  menggandeng pakar seni tari Yoyok Bambang Priyambodo dari Semarang untuk proses penciptannya. 

"Tarian Simo Gringsing dan Batik Gringsing pernah menjadi juar umum nasional mengalahkan daerah kebudayaan seperti Bali, Solo dan Jogjakarta. Ini prestasi yang luar biasa,” tuturnya. 

Ia mewacanakan kedua tari itu bisa masuk dalam kurikulum wajib di sekolah tingkat SD dan SMP di Kabupaten Batang. Tujuannya  untuk memperkaya khazanah kebudayaannya.

Pemilik Sanggar Tari Greget Kota Semarang, Yoyok Bambang Priyambodo mengapresiasj upaya pemkab Batang melestarikan seni tari itu. Baginya, kedua tari itu sangat mewakili Kabupaten Batang. 

"Tari Simo Gringsing dan Tari Batik Gringsing ini mengangkat kearifan lokal. Berdasarkan cerita legenda Ki Ageng Grinsing bisa menjadi Simo, dari dasar itulah menjadi sebuh tarian yang bagus untuk dinikmati” kata Yoyok. 

Di sisi lain, ja menyayangkan Pemkab Batang yang belum memiliki tempat untuk apresiasi pementasan seni dan budaya. Sebab, upaya pelestsrjan seni harus rutin dipentaskan dan difestivalkan. 

"Batang belum punya gedung taman budaya yang layak untuk pertunjukan," katanya.