Disnaker: Tiap Hari, 5 Warga Batang Minta Rekomendasi Jadi TKI

Hongkong menjadi tempat favorit warga Kabupaten Batang untuk mengadu nasib menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI).


Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Batang, Tulyono menuturkan, setelah Hongkong,  Singapuran dan Malaysia jadi tujuan PMI asal daerahnya.

"Rata-rata warga Batang yang berangkat jadi PMI nerupakan ibu rumah tangga. Alasannya karena desakan ekonomi," tuturnya di kantornya, Selasa (15/10).

Ia mengatakan, minat warga Batang untuk jadi PMI atau TKI cukup tinggi.

Setiap hari, ada lima warga Batang yang mengurus surat rekomendasi Calon TKI di kantornya.

Adapun kantong-kantong PMI di Kabupaten Batang antara lain berada di kecamatan Gringsing, Limpung dan Banyuputih.

Kepala Bidang Pelatihan Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Yustinus Gandi menyebut warga Batang yang jadi PMI pada 2018 mencapao 1.101.

Lalu, hingga 15 September 2019, warga Batang yang sudah berangkat jadi PMI sudah mencapai 790 jiwa.

"Faktor ekonomi pendorong utama.  Mereka meyakini jadi pekerja migran ke luar negeri bisa meningkatkan ekonomi," tambahnya.

Ia selalu menyampaikan pada CTKI agar kerja di luar negeri jangan jadi tujuan akhir.

Gandi berharap para PMI kerja di luar negeri hanya untuk mengumpulkan modal hidup saja.

"Penghasilannya untuk modal buka usaha di kampung. Kalau butuh keterampilan bisa datang dan daftar di BLK. Gratis tidak dipungut biaya," jelasnya.

Berikut negara tujuan PMI asal Batang yang berangkat pada 2018 yaitu Brunei (4), hongkong (344), malaysia (207), singapura (258) dan taiwan (197).

Lalu pada 2019, Brunei (4), Hongkong (236), Malaysia (199), Singapura (215) dan Taiwan (136).