Semarang - Efisiensi juga terjadi di sektor pariwisata di Jawa Tengah. Disporapar Jateng telah menghentikan bantuan keuangan kepada ratusan desa wisata di 35 kabupaten dan kota di Jawa Tengah. Dengan pos bernama Anggaran Bantuan Keuangan, diketahui bantuan tersebut dihilangkan atau menjadi Rp0.
- DPRD Jateng Anggap Masyarakat Perlu Terlibat Pembangunan Daerah
- Bakesbangpol Blora Gelar Peningkatan Kapasitas Perkumpulan Bhakti Praja
- Ringankan Penyandang Disabilitas, Pemkot Tegal Berikan 45 Alat Bantu
Baca Juga
Informasi ini disampaikan Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dinas Kepemudaan Pariwisata dan Olahraga (Disporapar) Jateng, Aria Chandra.
“Kalau kita bicara efisiensi, mau nggak mau itu ‘kan sudah arahan dari pusat, harus kita lakukan. Di tahun ini kita terus terang tidak bisa memberikan Bankeu. Jadi tahun ini Bankeu Desa Wisata Rp0,” katanya kepada awak media, Kamis (27/03).
Efisiensi yang dimaksud adalah refocusing anggaran yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Sebagai catatan, pada tahun 2024 Disporapar Jateng pada tahun 2024 lalu telah menyalurkan Bankeu sebanyak Rp18,5 miliar. Jumlah tersebut disalurkan untuk 180 desa wisata yang mencakup kategori desa rintisan, desa wisata berkembang, hingga desa wisata maju.
Meski begitu, diketahui bahwa Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi tetap memberikan perhatian pada peningkatan sektor wisata. Oleh sebab itu Gubernur Jawa Tengah memprioritaskan untuk mengembangkan kawasan Rawapening, Borobudur, dan peningkatan wisata religi dan budaya.
“Itu sebenarnya nantinya akan melibatkan desa wisata,” ungkap Aria.
Dinas Pisporapar, menurutnya tetap akan membina desa wisata di Jawa Tengah yang keseluruhannya mencapai 886 di Jawa Tengah. Aria berharap efisiensi anggaran tidak memberikan dampak signifikan di sektor pariwista.
“Kalau Bankeu belum ada, kita akan coba optimalkan desa wisata yang sekarang sudah ada. Kita Jawa Tengah ada kurang lebih 886 desa wisata. Tinggal kita nanti coba tetapkan lokasinya di mana saja,” ucap dia.
Nampaknya efisiensi ini akan bersifat sementara karena Aria menyatakan bahwa tahun depan kemungkinan ada perintah berbeda.
“Kalau desa wisata ini mungkin di-hold (ditahan - red) dulu, kita gak tahu nanti tahun depan. Barangkali diperintah, bisa juga nanti. Yang jelas lagi ditata semua,” tandas Aria.
- DPRD Jateng Dukung Pemerintah Provinsi Libatkan Akademisi Tangani Pengentasan Kemiskinan
- Tak Ada Takutnya Dan Kian Nekat! Kreak Teror Warga Bawa Sajam Di Area Permukiman
- Polres Karanganyar Bongkar Jaringan Narkoba, Dua Orang Ditangkap