Langkah pemerintah melalui PT Inalum (Persero), induk holding BUMN pertambangan, membeli saham PT Freeport Indonesia yang terdiri dari participating interest (PI) Rio Tinto dan Indocooper Investama, sama sama menyelamatkan perusahaan asal Amerika Serikat itu.
- Peringatan Hardiknas 2025 di Purbalingga, Bakal Dihadiri Prabowo
- Membedah Gaya Komunikasi Presiden RI
- MBG Wonogiri Kembali Dimulai
Baca Juga
Begitu ditegaskan pengamat ekonomi konstitusi Defiyan Cori kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (15/7).
Pembelian saham melalui skema utang pula kepada 11 bank (termasuk di London) dengan logika penguasaan saham 51 persen itu sudah menjadi milik Nnegara ada tidak tepatnya juga," ujar Defiyan.
Defiyan menekankan, sejak lama lahan tambang itu milik NKRI, hanya dikontrakkaryakan ke Freeport McMoRan.inc
Artinya lahan tambang milik negara tersebut dikontrak dalam jangka waktu tertentu dan bukan milik PT Freeport," terangnya.
Kontrak itu akan berakhir pada tahun 2021. "Apakah logis negara membeli saham 51 persen, sedangkan secara rill hanya 41,64 persen karena 9,36 persen sudah menjadi saham negara seharga 3,85 miliar dolar AS," ujarnya.
Jika demikian faktanya, maka istilah populer tindakan korporasi PT. Inalum yang notabene BUMN ini adalah jeruk makan jeruk," cetusnya.
- Peringatan Hardiknas 2025 di Purbalingga, Bakal Dihadiri Prabowo
- Membedah Gaya Komunikasi Presiden RI
- MBG Wonogiri Kembali Dimulai