DKK Semarang Catat 70 Siswa dan Guru Terpapar Covid-19

Dinas Kesehatan Kota Semarang mencatat 70 siswa dan tenaga pendidik terkonfirmasi positif Covid-19.


Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang M Abdul Hakam mengatakan ada 3.729 sampel diambil dan 1,9 persen atau 70 orang terkonfirmasi positif. 

Rincian tersebut pada tanggal 25 oktober diambil 1.980 sample, tanggal 26 oktober ada 1452 sampel dan tanggal 27 oktober ada 297 sample.

"Rinciannya satu positif dengan CT 29, 11 positif dengan CT 30-35, yang CT nya lebih dari 35 ada 58 siswa, sedangkan usia 6-12 tahun ada 31 siswa, 13-15 tahun ada 23 siswa, usia 16-18 tahun ada lima, dan usia lebih dari 18 tahun ada 11 orang," jelas Hakam kepada RMOL Jateng, Senin (1/11).

Hakam mengatakan, dari 112 sekolah dilakukan random sampling yakni dari tujuh SMA ada dua SMA positif, dari 72 SD dilakukan sampling ada 16 sekolahan SD positif, 18 SMP ada empat sekolah positif, sedangkan ponpes ada 15 disampling dan positif ada tujuh ponpes, sehingga dari total 112 sekolah positif ada 29 sekolahan.

"Dari 70 orang ini ada SD, MI, SMP, MTS, SMA, SMK jadi ada semuanya dan yang paling banyak memang SD dan paling banyak ada di kecamatan Semarang Barat, Rembalang, Ngaliyan, banyumanik, Semarang Utara, Semarang Timur, Genuk, Pedurungan, Gayamsari, Semarang Selatan, Gunungpati, Semarang Tengah dan Gajahmungkur," ungkapnya.

Hakam menegaskan, temuan ini bukan merupakan klaster sekolah. Namun yang terjadi pada kasus kali ini, semua kontak erat yang di swab dinyatakan negatif,

"Semuanya ada OTG, dan yang CT Value-nya di bawah 30 cuma satu orang, artinya ada yang penyintas,dan setelah kita melakukan tracing ke kontak orang seperti anggota keluarga dan teman dekat ternyata negatif semua, dan ini tidak bisa disebut klaster sekolah," tuturnya.

Dinas Kesehatan Kota Semarang juga melakukan beberapa upaya yakni melakukan tracing sebanyak 30 kontak erat per satu kasus. Mulai dari teman sekolah, pengantar sekolah dan keluarga, pemantauan kasus dalam 14 hari untuk melihat kemungkinan penularan di kontak erat, lalu merujuk ke isolasi terpusat bagi yang positif. Harapannya agar tidak semakin memperbanyak penularan, pemberian obat bagi kasus positif sesuai dengan keluhan dan vitamin, dan bagi yang memiliki CT diatas 35 langsung melakukan exit tes dan hasilnya negatif.

DKK Semarang juga memberikan saran kepada Dinas Pendidikan Kota Semarang untuk menutup semenetara sekolah yang memiliki siswa atau guru terkonfirmasi positif.

"Prosentase penularan lebih dari 5 persen maka sekolah ditutup sementara sudah ada juknisnya, kalau 2-5 persen yang ditutup 1 kelas misalnya, kalau kurang 1 persen berarti yang dalam lingkaran orang yang positif saja yang tidak masuk sekolah," jelasnya.

Pihak DKK, lanjut Hakam, akan kembali melakukan random sampling tahap kedua yang akan dilakukan tanggal 2-4 November di 122 Sekolahan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 pada usia anak sekolah. Selain itu, DKK meminta agar protokol kesehatan terus dilakukan secara ketat di lingkungan sekolah.