Dosen Fakultas Kedokteran (FK) UNS menciptakan alat bantu pernafasan untuk membantu warga Riau dan Palangkaraya yang terpapar asap.
- Penghapusan Jurusan IPA dan IPS di SMA Negeri 1 Demak: Meningkatkan Fokus pada Potensi Siswa
- Masih Ada Pelanggaran Prokes, Dinas Pendidikan Diminta Rutin Pantau PTM
- UDINUS Siapkan Mahasiswa Terjun ke Kancah Internasional
Baca Juga
Alat bantu pernafasan diberi nama Surgeons of UNS (SUNS) Portable Air Filter berfungsi lebih bagus dibanding dengan masker.
Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UNS, Dr. Reviono, FK UNS akan mengirimkan tim yang berjumlah 15 orang ke dua lokasi yaitu di Riau dan Palangkaraya.
Meski sudah menggunakan masker namun belum banyak membantu.
"Penggunaan masker belum maksimal untuk membantu warga ketika terpapar asap karena adanya kebakaran hutan," imbuhnya saat menggelar jumpa pers di FK UNS, Rabu (18/9).
Dia menambahkan, alat bantu pernafasan SUNS Portable Air Filter ini diciptakan sejak tahun 2015 dan sudah dilakukan tes uji coba sebelumnya.
Hasilnyaa telah dibandingkan ternyata lebih bagus daripada masker biasa.
"Hasil ujicoba ternyata hasilnya bagus dibandingkan dengan menggunakan masker biasa. Saat menghirup udara menggunakan alat ini, hasilnya lebih bersih," jelasnya.
Saat tim berada di Riau akan bekerjasama dengan FK Universitas Riau memberikan pelatihan di sana agar warga bisa membuat alat ini.
Tim dari UNS hanya membawa beberapa alat SUNS Portable Air Filter.
"Cara membuatnya cukup mudah, bajanya gampang diperoleh, dan biaya pembuatan per unitnya sekitar Rp. 25 ribu," lanjutnya.
Bahan yang diperlukan meliputi kain kristik, kain tipis, perekat lepas pasang, tali bis, tali elastis, filter akuarium, mika tebal, selang aquarium, bola plastik mainan, spons dan Sarung tangan/ hand scoon.
Sedangkan untuk alat yang digunakan yaitu plaster, spidol, gunting, cutter, penggaris, lem tembak/lilin dan hecter.
Proses belanjanya ketika udara masuk ke kotak humidifier melewati filter depan yang dilembabkan dengan air dan detergen sehingga berfungsi sebagai penyaring, aromaterapi, dan detergen bekerja sebagai pengikat karbon atau penyaring.
Kemudian udara bersih dihirup melalui selang dan melewati katup bagian bawah dari masker. Lalu udara kotor dibuang melalui katup bagian atas dari masker dan keluar dari sistem SUNS (tidak bercampur).
Untuk mempermudah kita desain seperti tas, ada yang bentuknya ransel di belakang, tas samping kemudian ada selang yang menghubungkan sampai hidung," jelasnya lebih lanjut.
Selain itu ada juga desain khusus bagi ibu dan anak yang masih digendong, dengan desain menggunakan dua selang. Desain ini praktis dibawa kemanapun juga.
"Bisa juga digunakan untuk petugas pemadam kebakaran dengan desain ransel di belakang," pungkasnya.
- Pendidikan Karakter dan Akhlakul Karimah Jadi Bekal Mahasiswa ITESA Muhammadiyah
- Dua Siswa SMP Kabupaten Tegal Sukses Raih Juara MAPSI Jateng XIII
- Siswa SMP Pius Kota Pekalongan Dibekali Edukasi Seks