Durian Celeng Exit Tol Kandeman Rusak Citra Pedagang Durian

Pedagang Durian Celeng menawarkan dagangannya kepada para pengendara.
Pedagang Durian Celeng menawarkan dagangannya kepada para pengendara.

Tidak jauh dari tugu durian, tepatnya persimpangan exit Tol Kandeman, Kabupaten Batang, terdapat sejumlah penjual durian yang ditali merah. Warga Batang menyebutnya durian 'Celeng'.


Bukan karena enak, tapi karena umpatan setelah membuka durian yang dijual di situ. Sebab, durian yang dijual di sana tidak layak konsumsi, selain mentah, beberapa  juga busuk.

"Kami juga malu kalau seperti itu, karena merusak citra pedagang durian Batang lainnya yang memang menjual produk bagus," kata Kasatpol PP Batang, M Fathoni di kantornya, Rabu (8/3).

Ia bercerita, temannya pernah juga tertipu dengan pedagang di sana. Seluruh durian yang dibeli temannya tidak layak konsumsi. Apalagi lokasinya strategis di exit tol.

Bahkan, berulangkali modus itu terjadi dan viral di media sosial. Banyak pembeli dari luar kota yang berkeluh kesah di media sosial.

Awak media pun mencoba membuktikan kebenaran info itu dengan membeli langsung durian 'Celeng'. Penjualnya banyak berusia senja, dan ketika diminta untuk tes rasa, penjual beralasan tidak bawa pisau.

Harga cukup murah, satu paket durian isi tiga buah ukuran cukup besar diikat dengan tali rafia berwarna merah dihargai Rp 150 Ribu.

Kepala Disperindagkop dan UKM Batang, Subiyanto bercerita sudah berkali-kali membina bersama Komisi C DPRD Kabupaten Batang. Bahkan pembinaan juga diikuti camat hingga kepala desa setempat.

"Kami kumpulkan semua pedagang itu, tpi mental pedagangnya memang njelehi mbak," ujarnya.

Saat dibina, para penjual mengakui memang 'kulakan' durian BSan (cacat). Alasannya, banyak pembeli yang meminta durian dengan harga murah dan ukuran besar.

Subiyanto mengimbau wisatawan atau masyarakat berhati-hati membeli durian di Exit Tol Kandeman. Lebih baik beli di luar exit tol, misalnya di wilayah dalam Kota Batang atau pinggir  jalan Raya Tulis. Di sana banyak durian yang berkualitas.

Ketua Komisi C DPRD Batang, Tofani Dwi Arieyanto, membenarkan sudah memberikan pembinaan Januari 2023 lalu. Total ada 25 pedagang yang dipanggil. Asal mereka dari desa sekitar, antara lain Desa Kandeman hingga Desa Tragung.

"Kami meminta dinas terkait, Camat Kandemaan dan Kepala Desa Kandeman agar turut serta mengawasi dan membina kepada para pedagang durian yang berlaku curang" terangnya.

Ari, sapaan akrabnya mengatakan ada pengakuan bahwa penjual kekurangan modal. Saran Komisi C saat itu adalah pemberian tambahan modal kepada para pedagang durian tersebut. Untuk modal membeli durian yang bagus.