Penguatan Peran Kader Posyandu Demi Turunkan Angka Stunting di Kota Magelang

 Para kader posyandu di Kota Magelang perlu dibekali ketrampilan menggunkan alat antropometri. RMOL Jateng
Para kader posyandu di Kota Magelang perlu dibekali ketrampilan menggunkan alat antropometri. RMOL Jateng

Wakil Wali Kota Magelang KH M Mansyur mengatakan posyandu harus dikuatkan guna menurunkan stunting.


"Penting bagi kader posyandu dan unsur terkait, untuk memiliki penhetahuan dan pemahaman yang mumpuni agar dapat memberikan kontribusi optimal dalam pencegahan dan penanganan stunting," katanya, dalam workshop kader posyandu di Hotel Atrulia Magelang, Kamis (26/10).

Menjawab isu stunting, Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang telah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan menentukan kelurahan sebagai fokus penurunan stunting. Lalu ditindaklanjuti berbagai kegiatan seperti rembuk stunting sebagai upaya nyata dalam aksi konvergensi penurunan stunting.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang, dr Istikomah mengatakan, posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan menjadi milik masyarakat dan menyatu dalam kehidupan dan budaya masyarakat.

Posyandu berfungsi sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan ketrampilan dari petugas kepada masyarakat. Juga mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada seluruh siklus kehidupan manusia, mulai dari ibu hamil, ibu nifas, balita, anak usia sekolah, remaha, usia produktif dan lansia.

Peran kader posyandu menjadi penting sebagai ujung tombak pengukuran dan pembinaan kesehatan di masyarakat. "Untuk itu, penting meningkatkan pengetahuan kader tentang materi gizi klinis di era pencegahan dan penurunan angka stunting serta persiapan generasi emas tahun 2045," katanya.

Kader posyandu sangat perlu dibekali  ketrampilan tentang penggunaan alat antropometri sebagai alat standar untuk mengukur tinggi badan, panjang badan dan berat badan. Data-data diperlukan untuk menentukan status gizi bayi dan balita di era penurunan dan pencegahan stunting.

Ketua TP PKK Kota Magelang, Niken Ichtiaty Nur Aziz, memgapresiasi sangat para kader posyandu yang selalu bekerja dengan ikhlas melayani masyarakat.

Banyak kader sudah senior tetapi masih tetap berkemauan untuk belajar hal baru. "Wawasan yang didapat dari workshop ini bisa menjadi bekal melaksanakan program-program yang telah dibuat, terutama dalam mencegah stunting," harap Niken.

Merujuk data studi status gizi Indonesia (SSGI) 2021, angka stunting di Kota Magelang sebesar 13,3%. Nomor 2 terbaik di Jawa Tengah setelah Kabupaten Grobogan. Sementara angka rata-rata stunting di provinsi ini sebesar 20,9%.

Pemkot Magelang mematok target agar angka stunting tiap tahun turun 3%. Jika pada 2022 ditarger turun menjadu 11,72%, pada 2023 menjadi 10,16%, dan pada 2024 menjadi 8,65%.