Rancang Konstruksi Tol Semarang-Demak Seksi 1, Pekerja Terapkan Teknologi Modern dan Perhatikan Aspek Lingkungan 

Tol Semarang-Demak Seksi 1 Dibangun Terapkan Konstruksi Mengandalkan Teknologi Modern Tetapi Mengutamakan Aspek Lingkungan. Dokumentasi
Tol Semarang-Demak Seksi 1 Dibangun Terapkan Konstruksi Mengandalkan Teknologi Modern Tetapi Mengutamakan Aspek Lingkungan. Dokumentasi

Semarang - Tol Semarang-Demak Seksi 1 yang direncanakan memiliki panjang sekitar 10,6 kilometer tengah serius digarap para pekerja setiap hari. 


Target pembangunan tol, ditargetkan selesai pada 2027. Tol di atas laut ini sekaligus akan difungsikan sebagai tanggul laut penahan rob. 

Sampai saat ini, pembangunan tol tersebut sampai akhir tahun 2024 sekarang, masih tahap awal dan selesai baru sekitar 25 persen. 

Project Manager Tol Road Development Semarang-Demak IA, Adhi Setyawan menjelaskan, dalam merancang konstruksi bangunan tol, pihaknya menggunakan teknik modern. Desain jalan tol berada di atas laut, serta akan dirancang tahan beban berat jika beroperasi. 

"Material bangunan tentu kita gunakan bahan-bahan sangat berkualitas didukung rancangan teknik konstruksi modern. Kami menentukan struktur sejak awal pembangunan agar jalan tol betul-betul kuat secara konstruksi ketika beroperasi dan fungsinya sebagai tanggul laut," jelas Adhi, Sabtu (14/12). 

Berbicara teknik dan konstruksi, Adhi mengatakan, pihaknya selaku kontraktor menerapkan sistem kontruksi bangunan modern sesuai kebutuhan. Secara desain rancangan, Tol Semarang-Demak Seksi 1 termasuk rumit dan memiliki tingkat kesulitan tinggi dalam pembangunannya. 

Demi tak mengalami kendala teknis di dalam rancangan konstruksi pembangunan, pihak kontraktor mengerjakan proyek sangat teliti dengan selalu memperhatikan aspek-aspek tertentu. 

"Yang membedakan Tol Semarang-Demak ini dengan jalan tol lain adalah karena dibangun di atas laut. Sehingga maka, dibutuhkan desain yang kuat tetapi secara konstruksi tidak lupa mengutamakan pembangunan berbasis lingkungan. Kita senantiasa melihat dan lakukan evaluasi setiap periode, untuk memastikan bahwa proyek berjalan tetap berada di dalam konsep menjaga lingkungan supaya pembangunan infrastruktur berkesinambungan," terang Adhi lebih jelas. 

Teknologi teknik konstruksi modern, yang digunakan dinilai memudahkan pembangunan dan pekerjaan konstruksi. Para pekerja setiap melanjutkan proses konstruksi, maka dapat melakukan dengan cepat. 

Tetapi, pekerjaan dilakukan itu, juga dipastikan mengutamakan keselamatan kerja dan memperhatikan dampak yang timbul terutama terhadap lingkungan. 

Sebagai informasi, konstruksi Tol Semarang-Demak Seksi 1 ini, terdapat konstruksi matras bambu dibuat dari jutaan batang bambu. Kemudian, bambu sebanyak jutaan batang disusun sebagai dasar bangunan tol.

Konstruksi Matras Bambu Tol Semarang-Demak Seksi 1. Dokumentasi

Pengamat Tata Ruang Universitas Sultan Agung (Unissula) Semarang Dr Milla Karmila menilai sampai sejauh ini, pembangunan infrastruktur Tol Semarang-Demak terlihat tidak menyalahi faktor lingkungan. Selama berjalan, pekerjaan konstruksi masih memperhatikan dampak dan risiko terhadap kelestarian lingkungan serta aspek sosial ekologis. 

"Dampaknya yang kita perhatikan, selama saya amati, tidak ada yang dilanggar. Pembangunan proyek infrastruktur tetap sesuai dengan memperhatikan risiko dan dampak termasuk bagi warga masyarakat di sekitarnya," terang Milla saat diminta berikan penilaian.