Pejabat Pemkot Salatiga Peringati HUT Gedung Gereja GPIB ke 200 Tahun

Hal tak biasa terlihat saat sejumlah petinggi Pemkot dan DPRD Salatiga mengenakan pakaian ala-ala none dan tuan pejabat Belanda tempo dulu.


Terlihat saat menghadiri Peringatan Ulang Tahun Gedung Gereja GPIB ke 200 tahun dan Jemaat GPIB Taman Sari ke 67 di Jalan Jenderal Sudirman Salatiga.

Penjabat Wali Kota Salatiga Sinoeng N Rachmadi mengatakan, peringatan tersebut mempunyai makna yang besar.

"Yakni menjaga kebersamaan dan memupuk rasa saling menghormati dalam keberagaman di Kota Salatiga. Karena sikap toleransi akan memupuk kebersamaan di dalam masyarakat," kata Sinoeng, Minggu (19/2).

Dalam peringatan itu, ia menitipkan pesan untuk selalu memelihara kebersamaan dalam konteks koridor harmonisasi kehidupan keberagamaan dan kebersamaan.

Tak lupa, tugas melayani masyarakat, melayani umat, melayani jemaat, sehingga akan memberikan rasa kedamaian dalam kebersamaan.

Dirinya mencatat keberadaan Gedung GPIB Taman Sari tidak hanya memiliki pesona wisata religi, namun banyak nilai dan catatan sejarah.

Sebagai informasi, Gedung GPIB Taman Sari yang telah berusia 200 tahun lamanya dengan story telling tentang kesejarahannya kini memiliki ribuan jemaat. Dimana, jemaat GPIB tahun ini berulang tahun ke-67.

Gedung GPIB awalnya tempat ibadah tentara Belanda sampai pernah menjadi gudang mesiu.

Disebutkan Sinoeng, tentu itu juga bukan sekedar cerita nina bobok saja. "Tetapi sebuah langkah yang harus memberikan kebermanfaatan dan kebermaknaan bagi sesama," tandasnya.

Sinoeng menambahkan, jemaat GPIB Taman Sari harus selalu melakukan interaksi sosial dengan baik sehingga menumbuhkan rasa saling menghormati antar pemeluk agama lain di dalam masyarakat.

"Saya ingin kebersamaan ini kita lakukan terus, tidak hanya lisan saja tetapi dibuktikan dengan interaksi sosial di dalam masayrakat untuk  bagaimana memberikan kebahagiaan bagi sesama. Saya akan dorong terus hal tersebut," imbuhnya.