Ekosistem Bisnis Ala Gojek Lahirkan Ribuan UMKM Di Semarang

Munculnya ekosistem bisnis baru sejak hadirnya Gojek telah mendorong tumbuhnya jiwa entrepreneurship di masyarakat Semarang dan sekitarnya.


Hal iItu ditandai dengan banyaknya usaha kecil yang terhubung dengan sistem di Gojek seperti Go-Food, Go-Car maupun Go-ride.

"Banyak orang yang sebelumnya bekerja, memilih wira usaha sendiri dengan berjualan melalui aplikasi seperti Gojek. Ini sangat positif bagi perekonomian di Semarang," jelas kepada Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang FX Bambang Suranggono, dalam sebuah diskusi media di kantor PWI Semarang, Rabu (16/10).

Bambang menambahkan, saat ini jumlah UMKM yang tersebar di Semarang mencapai sekitar 16 ribu 954 pengusaha kecil.

Jumlah tersebut tumbuh tinggi dibandingkan tahun 2018 dan sekitar 1.700 UMKM di Semarang terhubung dengan aplikasi ojek online tersebut.

Pertumbuhan jumlah UMKM di Semarang jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum munculnya aplikasi seperti Gojek.

"Minat orang untuk memiliki usaha sendiri semakin besar, karena dengan Gojek seorang pengusaha makanan cukup membuka usahanya. Dengan modal yang tidak terlalu besar, tapi jangkauan pasarnya sangat luas. Ini untungnya jualan pakai teknologi," ujarnya.

Menurut Bambang, para pelaku usaha UMKM di Semarang juga semakin familiar menggunakan transaksi non tunai seperti GoPay.

Hal ini karena banyak pembelian yang dilakukan melalui aplikasi menggunakan fasilitas non tunai. Apalagi dengan banyaknya promosi yang diberikan aplikator, harga yang mesti dibayar oleh konsumen biasanya akan menjadi lebih murah.

"Berbagai promosi yang dilakukan oleh aplikator ikut mendorong peningkatan omset para pelaku usaha kecil ini. Jadi diskon yang diberikan aplikator membuat mitra pengusaha menjadi semakin untung," ungkapnya.

Sementara itu ketua Kadin Kota Semarang Semarang Anaz Agung Andrasmara menyambut gembira munculnya ekosistem bisnis berbasis teknologi seperti Gojek.

Kehadiran aplikasi ini juga membuat pasar menjadi semakin luas dan dapat terhubung secara lebih cepat dengan konsumen. Bagi Kadin, meningkatnya aktivitas bisnis di Semarang tentunya juga akan mendorong perekonomian menjadi lebih baik.

"Ekosistem bisnis berbasis teknologi ini menjadikan aktivitas usaha semakin efisien. Kita berharap tren positif ini dapat terus terjaga, sehingga perekonomian di daerah seperti Semarang ini terus tumbuh positif dan berkelanjutan," ucap Arnaz.

Arnaz menambahkan, masyarakat yang tergabung dalam Gocar dan juga Goride sesungguhnya juga naik kelas menjadi UMKM. Karena mereka dapat mengembangkan usaha sendiri dengan mengoptimalkan peluang dari tumbuhnya usaha-usaha kecil yang berkembang dengan hadirnya ojek online.

Selama mereka dapat fokus menjalankan usahanya, lanjut Arnaz, para driver ini akan tetap survive. Bahkan saat ini banyak taksi online yang fokus dengan profesinya tetap mampu mengantongi pendapatan hingga Rp5 juta sebulan.

"Pemerintah daerah harus terus mendukung agar iklim usaha di Semarang dapat terus melahirkan banyak pengusaha kecil. Pemerintah mestinya juga terbuka terhadap masuknya teknologi yang mendukung kemajuan dan kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.