Pemerintah Kota Semarang meluncurkan program CEMPAKA (Cegah Stunting Bersama Pengusaha) yang diresmikan langsung oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Hasto Wardoyo di Hall Balai Kota Semarang, Selasa (19/8).
- PHRI Bantu Pemerintah Kota Beri Bantuan PMB
- Ratusan Santri di Salatiga Antusias Ikuti Vaksinasi Tahap Pertama
- BPJS Kesehatan Cabang Semarang Dukung Puskesmas Jadi Pusat Tindakan Promotif Preventif
Baca Juga
Hasto mengapresiasi inovasi yang dimiliki Pemkot Semarang untuk mengentaskan stunting dengan menggandeng para pengusaha dan stakeholder lainnya. Hal inj sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mengerahkan semua stakeholder baik pemerintah hingga swasta untuk mengentasakan stunting.
Bahkan, Hasto mengatakan program CEMPAKA ini bisa dicontoh oleh kabupaten/kota lain terutama yang masih memiliki angka stunting cukup tinggi
"Jadi tidak hanya pemerintah TNI Polri yang bergerak mengentaskan stunting tapi termasuk pengusaha. Di semarang ini ide yang inovatif lewat program CEMPAKA. Ini menjadi best practice yang bisa dicontoh tempat lain," ucap Hasto usai peluncuran program CEMPAKA.
Kerjasama semacam ini dinilai cocok bagi para pengusaha terutama mereka yang bergerak dibidang tata boga maupun perhotelan. Terlebih Semarang adalah kota yang besar sehingga diharapkan mampu mengolah bahan makanan yang tidak harus mahal namun memiliki nilai gizi untuk anak-anak stunting.
Bahkan program ini tidak hanya bisa ditujukan untuk anak stunting tapi juga mengatasi kemiskinan ekstrim dengan membagikan makanan tersebut.
"Konsepnya misalnya ada hotel, maka yang deket dengan hotel itu warga yang stunting atau miskin ekstrim harus mendapat sentuhan dari hotel ini atau menjadi orang tua asuh," terangnya.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan jika saat ini sektor perhotelan sudah bisa berjalan normal pasca pandemi bahkan okupansi hotel juga sudah kembali normal.
"Konsepnya ini bagaimana hotel yang okupansi sudah normal tapi dalam menyediakan makan pagi siang atau malam pasti ada yang lebih dan itu bisa dimanfaatkan untuk dibagikan," jelas Ita, sapaan akrabnya.
Saat ini di Kota Semarang ada sekitar 82 hotel berbintang. Misalnya, satu hotel menyiapkan 20 porsi dengan menu lengkap seperti karbohidrat, protein, sayur dan buah maka pengentasan stunting akan bisa segera tertangani.
"Ada 82 hotel berbintang, misalnya dari 1 hotel ada lebih makanan 20 porsi lalu dikalikan 82 hotel sekitar 1600 porsi," sebutnya.
Ita mengatakan untuk menyalurkan pemberian makanan tambahan (PMT) tersebut akan didirikan posko atau dapur dahsat dibeberapa lokasi. Setelah itu pendistribusian akan dilakukan oleh Melon Musk (milenial gotong rotong menangani stunting).
Saat ini, lanjutnya, di Kota Semarang jumlah balita stunting ada 1022 anak dan ibu hamil sekitar 600 an orang. Sehingga jika masih ada sisa dari PMT tersebut maka bisa disalurkan kepada warga yang masuk dalam miskin ekstrim.
"Ada 13 indikator kemiskinan ekstrim salah satu nya tentang makanan. Nanti bisa kita berikan makanan enak sehat bergizi kepada mereka juga," bebernya.
Sementara untuk tim pendamping keluarga (TPK) juga sudah disiapkan yakni ada dari bidan, PKK dan kader atau penyuluh kesehatan. Sehingga makanan dari para pengusah tersebut akan dipastikan sampai kepada anak-anak yang selanjutnya bisa dilakukan evaluasi.
"Konsepnya bergerak bersama tidak bisa sendiri kalau hanya pemerintah menggunakan APBD atau APBN hanya mencukupi 30 peraen, sisanya bisa menggandeng pengusaha dan stakeholder lainnya dan tentunya OPD karena yang menangani sanitasi, air bersih, pola asih dan rumah layak huni," pungkasnya.
- Pemudik Belum Booster, Pemkot Solo Siapkan Sentra Vaksinasi di Graha Wisata Niaga
- Hendi Sebut Klaster Pendidikan Mendominasi Kasus Covid-19 di Kota Semarang
- Kementan Kembali Kucurkan 60 Ribu Dosis Vaksin