Anggota Komisi II DPR RI, Firman Soebagyo menilai pernyataan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita terkait kualitas garam dan gula lokal membunuh karakter petani dan industri dalam negeri.
- Pedagang Pasar Johar Bisa Kembali Mulai 24 September 2021
- Jelang Ramadhan, Pj Bupati Karanganyar Survei Harga Kebutuhan Pokok
- Wali Kota Tono Jepang Jajaki Kerjasama dengan Kabupaten Purbalingga
Baca Juga
Firman bahkan menganggap bahwa pernyataan tersebut bukanlah sikap negarawan.
"Kemarin bilang garam lokal banyak busanya, sekarang gula lokal membuat dodol bulukan, itu bukan sikap negarawan," Kata Firman melalui pesan singkat, Minggu(13/1).
Firman berpendapat, pernyataan Mendag menyesatkan tanpa ada penjelasan secara lugas apa sebab-sebabnya. Seharusnya, sebagai pejabat pemerintah Mendag diwajibkan melindungi dan mendukung kreatifitas masyarakat petani dan UKM tanpa harus melemahkan dan tidak memberi dukungan.
"Saya sangat kecewa terhadap pernyataan Menteri Perdagangan Engartiasto L . Itu seperti pernyataan pedagang yangg hanya bicara untung dan rugi," imbuhnya.
Terkait tentang kualitas gula lokal, Firman mengaku sudah melakukan pengecekan kepada pengurus dan anggota Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI). Hasilnya, memang ditemukan produksi gula yang kurang baik namun justru gula produksi PTP BUMN.
Firman juga menyangkal bahwa tidak semua dodol menggunakan bahan baku gula dalam negeri jamuran. Sebagai contoh produksi Jenang Kudus tidak pernah mengunakan raw sugar ataupun gula impor. Dodol Kudus selalu menggunakan gula lokal produksi pabrik gula Trangkil Pati dan menolak menggunakan gula impor.
- Awal Puasa Harga Sembako Tetap Stabil Mahal
- Menkop Turun Tangan, Jamin Penyerapan Produksi Susu Sapi
- Pemkot Semarang Gelar Paket Sembako Hanya Rp50 Ribu