Tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) angkat bicara terkait kabar thermogun atau termometer tembak dapat membahayakan otak karena memancarkan laser.
- Jepara Terima 10 Ribu Dosis Vaksin Dari Dinkes Jateng
- Vaksinasi di Kota Salatiga Lampaui Target Pemerintah Pusat
- Branding Baru Dekati Gen Z, RSI PKU Muhammadiyah Tegal Luncur Situs Baru
Baca Juga
Perwakilan dari tim FKUI Profesor Ari Fachrial menegaskan, thermogun sudah lolos uji kesehatan dan sudah diperhitungkan bahwa alat itu aman.
"Thermometer inframerah tidak memancarkan radiasi seperti sinar-X. Karena itu, tidak mempengaruhi sistem saraf termasuk juga tidak merusak retina," ujar Akademisi dan Praktisi Klinik itu melalui keterangan tertulisnya, Selasa (21/7).
Ari Fachrial menjelaskan, akurasi pengukuran temperatur bergantung pada jarak dan sudut alat thermogun terhadap objek yang diukur. Maka dari itu, jangan heran jika hasil pengukuran bisa berubah-ubah.
Sama halnya dengan laser pointer, laser yang berada di thermogan tidak ada efek berbahaya untuk otak. Kendati demikian jangan sampai menembak ke mata secara langsung karena dapat merusak retina.
Dengan begitu dapat disimpulkan alat thermogun untuk screening temperatur seseorang, bekerja dengan menerima pancaran inframerah dari benda, bukan dengan memancarkan radiasi apalagi laser.
- Angka Bebas Jentik Nyamuk di Rembang Rendah
- Pemkot Bantu Vaksin Pekerja di Solo Ber-KTP Luar Daerah
- Anggap Cuci Darah Layaknya ke Salon, Kehadiran BPJS Kesehatan Bagaikan Malaikat Penolong