Tim mahasiswa lintas program studi dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menginisiasi kegiatan edukasi pemilahan sampah pada anak. Kegiatan tersebut
dilakukan selama bulan November 2023 bertempat di Madrasah Ibtidaiyah Mangunharjo
Tembalang.
- Belum Bersifat Final, Vokalis Band Sukatani Masih Diperbolehkan Mengajar di SDIT Banjarnegara
- Dipusingkan Kemiskinan dan Stunting, Ini Curhatan Sekda Demak ke Mahasiswa Program KKN UMK
- Menuju Universitas Riset yang Unggul, Undip Tambah 4 Guru Besar
Baca Juga
Gagasan tersebut datang dari 5 orang mahasiswa lintas prodi Undip, yakni Ricko Prihantama (Teknik Geodesi), Citra Hadi (Teknik Geodesi), Daniella Evita (Teknik Geodesi), Angel Gabriela (Psikologi), dan Amaranggana (Akuntansi).
Kegiatan itu diberi nama AKSA merupakan singkatan dari "Aku dan Sampah," yakni sebuah inisiatif tentang kegiatan edukasi pemilahan sampah.
"Sekolah ini dipilh dengan beberapa pertimbangan, yaitu pertama, sesuai dengan dasar keyakinan yang dianut oleh sekolah dimana agama Islam mengajarkan bahwa kebersihan sebagai bagian dari iman. Kedua, sekolah dasar sebagai miniatur masyarakat bisa menjadi sarana edukasi pengelolaan sampah sejak dini sehingga bisa mempraktekan pengelolaan dan pemilahan sampah secara interaktif dan nyaman dengan harapan di masa depan akan lahir generasi mandiri pengelola sampah," ujar ketua tim Ricko Prihantama, Kamis (23/11).
Pemilahan sampah, kata Ricko, bukanlah konsep yang asing, tetapi bagaimana menyampaikan pesan ini kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan dan interaktif merupakan tantangan tersendiri.
"Program AKSA hadir untuk menjawab tantangan tersebut dengan memanfaatkan pendekatan berbasis flash card," imbuhnya.
Dengan metode pembelajaran berbasis permainan, Ricko menjelaskan, AKSA memberikan pengalaman belajar yang unik bagi anak-anak. Mereka tidak hanya duduk dan mendengarkan, tetapi juga terlibat secara langsung. Anak-anak diberikan kartu-kartu berwarna yang mewakili jenis sampah berbeda.
"Melalui permainan yang menyenangkan, mereka diajak untuk memasukkan kartu tersebut ke dalam tempat sampah yang sesuai. Pendekatan berbasis flash card ini tidak hanya memberikan pengertian tentang pemilahan sampah secara teoritis, tetapi juga melibatkan anak-anak dalam proses belajar yang aktif dan menyenangkan," paparnya.
Dengan melibatkan elemen permainan, lanjut dia, anak-anak tidak hanya belajar, tetapi juga menciptakan pengalaman yang positif dan menyenangkan terkait dengan pemilahan sampah.
"Melihat senyuman dan antusiasme anakanak saat mereka belajar tentang pemilahan sampah melalui Program AKSA adalah hadiah terbesar bagi kami. Kami percaya bahwa edukasi ini akan membawa perubahan positif dalam kehidupan mereka dan juga kontribusi kecil kami untuk lingkungan," jelasnya.
Program ini pun disambut baik oleh Kepala Sekolah MI Mangunharjo, Bapak Saefudin Zuhri. Dia berharap adanya Program AKSA di MI Mangunharjo dapat memberikan pengalaman belajar baru yang menyenangkan dan berharga bagi anak-anak.
- Rektor UKSW Ajak Isi Kemerdekaan dengan Kreativitas Bertanggung Jawab
- Hadi Prabowo Resmi Dikukuhkan Jadi Guru Besar Ilmu Pemerintahan IPDN
- Sah, Heling Suhono Terpilih Jadi Ketua PGRI Banjarnegara Periode 2024 - 2029