Partai Amanat Nasional (PAN) disebut-sebut bakal masuk barisan pendukung petahana Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bila hal tersebut benar terjadi, maka keputusan yang diambil merupakan sikap rasional.
- Sekretaris DPC PPP Blora Minta Generasi Z Tidak Golput
- Golkar Usung Lutfi, PKS Ukur Diri
- Pilkada Karanganyar: Sampai Saat Ini Sikap PKS Masih Adem
Baca Juga
Pengamat politik dan pertahanan Heru Dharsono mengatakan, keputusan yang diambil itu nantinya didasarkan pada hitung-hitungan matang terkait peluang besar Jokowi memenangi kontestasi Pilpres 2019.
"Terkait isu adanya salah satu partai politik yang bergabung ke kubu Jokowi, saya rasa ini masalah rasional dalam berpolitik. Mungkin kesadarannya saja yang agak terlambat. Jadi, wajar dan sah-sah saja. Kubu Jokowi harus berpikir masa depan yang penting tidak banyak tuntutan dan syarat karena itu namanya dagang politik," jelasnya kepada redaksi, Kamis (9/8).
Menurut Heru, sebagai bangsa yang besar, pemerintah juga memerlukan dukungan politik yang besar dengan membangun kerja sama dengan partai politik dalam konteks mitra koalisi.
Sehingga, perlu harmoni dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Termasuk harmonisasi dalam pemerintahan guna mencapai tujuan untuk kesejahteraan rakyat. Kemudian yang terpenting pada 2024 sudah terbangun pondasi yang kuat dan tidak tergoyahkan untuk kejayaan Indonesia.
"Tidak ada kata terlambat untuk sadar selama kesadaran itu ikhlas adanya. Kita semua harus legowo, jangan arogan karena kita pun bersaudara. Pemimpin besar, dia yang berjiwa besar, pendukung yang baik adalah dia yang dapat merangkul semua kalangan untuk mencapai satu tujuan bangsa," pungkas Heru.
- Anas Hidayat Resmi Nahkodai DPRD Banjarnegara, Segini Harta Kekayaannya
- Satlinmas TPS Desa Sidomulyo Meninggal Terima Santunan JKM Dari BPJS Ketenagakerjaan Magelang
- Elektabilitas Bugar-Fahmi Meningkat, Pilkada Banjarnegara Makin ‘Panas’