Gibran Nomor 1 di Survei Pilgub Jateng, PDIP: Janggal dan Ngawur

Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng Bidang Politik, Abang Baginda Muhammad Mahfuz
Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng Bidang Politik, Abang Baginda Muhammad Mahfuz

Lembaga Survei Charta Politika Indonesia menempatkan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka peringkat teratas dalam survei Pilgub Jateng 2024 dengan raihan elektabilitas 34,8 persen.


Sontak saja, hasil survei itu menimbulkan kontroversi.  PDI Perjuangan  meragukan hasil survei Pilgub Jateng tersebut  

Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng Bidang Politik, Abang Baginda Muhammad Mahfuz mengatakan, secara prinsip pihaknya percaya dan menghormati hasil survei dan lembaga survei. 

Dia menambahkan, survei dilakukan secara ilmiah. "Dalam setiap pilkada, PDI Perjuangan Jateng juga menggunakan survei sebagai salah satu pertimbangan menentukan strategi politik," katanya, Sabtu (8/1/2022) 

Meski begitu, dia melihat ada kejanggalan pada survei Pilgub Jateng yang dilakukan Charta Politika. 

Keanehan itu diantaranya, survei disebut dilakukan pada 28 September-3 Oktober 2021 yang lalu. Namun hasil survei baru diumumkan Januari 2022. 

"Survei September 2021, kemudian hasilnya dirilis Januari 2022. Padahal situasi politik sangat dinamis, situasi sekarang sudah jauh berbeda dengan dulu. Ini bisa disebut kebohongan publik," ujar anggota Komisi C DPRD Jateng tersebut. 

Dari survei yang dilakukan dengan pertanyaan jika Pilgub Jateng digelar hari ini, elektabilitas Gibran mencapai 34,8 persen. 

Bahkan elektabilitas Gibran unggul jauh dibanding tokoh lainnya, termasuk Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi (Hendi). 

Di bawah Gibran, ditempati Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, dengan 9,3 persen dan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, dengan perolehan 6,9 persen. 

Kemudian tokoh lain yang masuk bursa yaitu mantan Wagub Jateng Rustriningsih dengan elektabilitas 3,8 persen, Bupati Banyumas Achmad Husein 3,8 persen, dan Wali Kota Salatiga Yulianto 1,5 persen. 

Survei dilakukan menggunakan metode wawancara tatap muka pada 800 responden dengan metode sampling multistage random sampling dan margin error 3,46 persen. 

"Pilkada Jateng nanti sepertinya akan menjadi isu nasional lagi kalo lihat hasil survei terbaru. Nama Gibran jauh di atas nama-nama lain termasuk walkot Semarang dan wagub incumbent sekalipun. Akan beda ceritanya kalo di survei Pilkada DKI. Isu politik dinasti potensi jadi beban," tulis Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya dalam akun twitternya. 

Lebih lanjut Baginda mengatakan, keganjilan lain tampak pada adanya tokoh yang muncul namanya dalam elektabilitas namun tak muncul di angka popularitas, yaitu nama Wali Kota Salatiga Yulianto. 

"Bagaimana mungkin namanya muncul di elektabilitas tetapi popularitasnya tidak ada. Logikanya orang dikenal dulu baru dipilih. Ini aneh, ganjil, dan ngawur," tandasnya. 

Dia juga menilai, saat ini masyarakat Jateng belum begitu memikirkan perhelatan Pilgub 2024. Sebab konsentrasi masyarakat lebih fokus pada pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19. Apalagi saat ini muncul varian baru Omicron.