Gibran Tegaskan Tidak Akan Lepaskan Sriwedari

Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka menegaskan, Pemerintah Kota Surakarta akan tetap mengelola, memelihara dan merawat Sriwedari sebagai kawasan cagar budaya serta ruang publik bagi masyarakat Kota Surakarta.


"Pemerintah Kota Surakarta tetap berkomitmen untuk memelihara, merawat, dan mengelola kawasan Sriwedari sebagai kawasan cagar budaya dan ruang publik bagi masyarakat Kota Surakarta." Kata Walikota Gibran, saat menggelar konferensi pers mengenai Sriwedari, di Bale Tawangarum, Balaikota Surakarta, Jumat (24/12/2021).

Gibran berjanji akan melanjutkan program penataan kawasan Sriwedari sesuai dengan rencana tata ruang wilayah yang akan dikembalikan fungsinya, seperti fungsi awal dahulu sebagai ruang terbuka.

Sehingga masyarakat khususnya warga surakarta dan masyarakat umum bisa menikmati dan memanfaatkan kawasan Sriwedari.

Hadir pula dalam konferensi tersebut Ketua DPRD Surakarta, Kajari Surakarta, Sekda Kota Surakarta, Kabag hukum Kota Surakarta dan Kuasa Hukum Pemkot Surakarta.

Dengan penguasaan kawasan Sriwedari tersebut, diharapkan masyarakat dapat menikmati dan memanfaatkan kawasan Sriwedari.

"Pemerintah Kota Surakarta akan terus berupaya dan berjuang agar tanah sriwedari tetap menjadi ruang publik bagi masyarakat Kota Surakarta,"  tegas Gibran.

Dalam press conference, pihak BPN juga menegaskan bahwa sampai sekarang ini kawasan Sriwedari merupakan hak milik pemerintah dan sah.

Sementara itu, pernyataan Wali Kota Surakarta Gibran yang menegaskan akan mempertahankan Sriwedari disambut gembira warga, utamanya pelaku usaha yang menggantungkan hidupnya di kawasan Sriwedari.

"Forum Komunitas Sriwedari (Foksri) mengapresiasi dan menyambut gembira pernyataan walikota kami, yang akan mengembalikan Sriwedari sebagai ruang publik. Foksri akan terus mendukung Pemkot dalam menjadikan Sriwedari sebagai kawasan publik, akan dukung revitalisasi Sriwedari," tegas Pembina Foksri Dr BRM Kusumo Putra, Jumat.

Kusumo menilai langkah Pemkot sudah benar, apalagi BPN mengesahkan hak tanah Sriwedari. Ia berharap Sriwedari kedepan dibawah pengelolaan Pemkot bisa menjadi roh budaya kota Surakarta. 

"Dikawasan Sriwedari ada 2500 pelaku usaha yang siap mendukung, kami juga siap menggalang dukungan dari seluruh elemen masyarakat kota Solo, kami pasti menginginkan Sriwedari menjadi wajah kota Solo sebagai kota budaya," tegas Kusumo.

Kusumo mengaku beberapa tahun lalu sudah dilakukan sosialisasi masterplan Sriwedari, yang menurutnya sangat tepat. 

"Sriwedari akan menjadi kawasan religi, seni budaya dan umkm, jadi wajah kota solo," tandas Kusumo.