Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kembali menegaskan tidak boleh ada sekolah di Jawa Tengah yang menahan ijazah alumni.
- Pemkab Tegal Siap Gelontorkan Rp3,9 Miliar, Perbaiki Jalan di Dukuhwaru
- Diguyur Hujan, Ribuan Masyarakat Sambut Kedatangan Bupati Banjarnegara dari Magelang
- DPRD Provinsi Jawa Tengah Akan Tangani Tata Kelola Sampah Sampai Tingkat Rumah Tangga
Baca Juga
Jika ada sekolah yang menahan ijazah atas alasan uang maka Ganjar tidak segan untuk mencopot kepala sekolah dari jabatannya.
"Tidak ada lagi sekarang. Semua yang lapor ke saya itu langsung saya minta ambil ijazahnya, ngomong sama kepala sekolahnya. Kalau ijazah tidak dikasih karena alasan uang, lapor saya, saya copot kepala sekolahnya. Sekarang hampir semua yang ada itu keluar," kata Ganjar, Kamis (27/8).
Hal itu disampaikan Ganjar menanggapi adanya laporan terkait penahanan ijazah milik alumni SMKN 1 Cepu, Kabupaten Blora.
Laporan tersebut sebelumnya masuk kepada anggota Dewan Pendidikan Blora, Singgih Hartono, dan diteruskan ke Ganjar. Hari Rabu kemarin Singgih bersama sekitar sembilan mantan siswa SMKN 1 Cepu mendatangi kepala sekolah untuk mediasi dan meminta ijazah diberikan.
"Di Blora itu ada beberapa. Kemarin dilaporkan oleh Pak Singgih dan sudah langsung diminta ke sekolah. Alhamdulillah langsung diberikan semuanya," tegasnya.
Ganjar sudah meminta kepada Dinas Pendidikan dan cabang dinas di daerah untuk terus memonitor. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kejadian serupa di lain waktu dan tempat.
Langkah itu juga untuk mengantisipasi adanya salah persepsi atau berbeda pandangan terkait ijazah yang belum diberikan kepada siswa.
"Itu sudah sejak kepala dinas sebelumnya. Saya minta untuk inventarisasi dan kami sisir satu persatu. Tidak boleh ada yang menahan (ijazah)," katanya.
Selain kasus di SMKN 1 Cepu itu, Ganjar juga menyampaikan adanya laporan lagi terkait penahanan ijazah.
- Kapolres Sukoharjo Ingatkan Tugas Jelang Pemilu 2024
- Sungai Plumbon Jadi Target Normalisasi setelah Sungai Beringin
- Kontribusi Polres Tegal Untuk Ketahanan Pangan Sekaligus Pemberdayaan Ekonomi