Harga cabai di Kota Salatiga anjlok hinggap dijual Rp 15 ribu perkilogramnya. Kondisi ini membuat petani penghasil sayur mayur 'menangis', terpukul dengan kondisi saat ini.
- Resmi dibuka, Solo Great Sale 2024 Diharapkan Jadi Momentum UMKM 'Naik Kelas'
- Warga Demak Menjerit, Ekonomi Sulit Harga Melejit
- Pastikan Harga Stabil, Pj Bupati Pati Sidak Pasar
Baca Juga
"Sempat sebelum Ramadan itu Rp 50 ribu perkilogram untuk cabai keriting merah, bahkan lebih tinggi lagi pernah. Tapi sekarang pertengahan puasa anjlok banget cuma Rp 15 ribu perkilogramnya," kata Agus, seorang tengkulak sayur mayur di kawasan Pasar Raya Salatiga, Jumat (15/4).
Agus yang mendapatkan 'bahan baku' cabai dari petani kawasan Gunung Merbabu, Kopeng dan Boyolali itu kini hanya bisa menghabiskan stok dagangannya saja. Untuk kembali mengambil barang baru, ia harus berfikiran dua kali.
"Belum itungan ongkos, upah yang bantu masih jauh. Jadi, sementara stop dulu," ujarnya.
Seorang pedagang di kawasan Pasar Blauran Salatiga yang biasa disapa Yu Yem menyebut, ia masih menjual cabe meski harga merosot tajam karena kasihan dengan pelanggannya.
"Pelanggan saya dari kalangan rumah makan. Meski untung cuma Rp 1000 ya tetap menjualnya," tuturnya.
Untuk harga cabai kriting merah, diakuinya paling anjlok dibandingkan cabai jenis lainnya. Cabe rawit merah atau biasa disebut cabe setan, satu kilogram masih dijual Rp 20 ribu.
Harga cabai sekarang turun setelah ketersediaannya di beberapa pasar tradisional banyak. Selain, faktor cuaca juga mempengaruhi harga cabai saat ini.
Dari sejumlah pedagang di beberapa pasar tradisional di Salatiga rata-rata menyebutkan, memasuki pertengahan bulan Ramadan beberapa harga bahan pokok seperti cabai akan turun dari harga sebelumnya.
"Seperti tradisi," sebut Sari, pedagang di Salatiga.
- Profesi Petani Kurang Diminati Kaum Milenial Jateng
- Perempuan Desa di Rembang Diberikan Dalan Pangan Dalan Bungah, Ternyata Ini Manfaatnya
- Modem Baru Smartfren Manjakan Penggemar