Harga emas diprediksi akan tetap terbang tinggi di tahun 2022 hingga menyentuh level tertinggi US$ 1.970/toz.
- Rifan Financindo Berjangka Peringkat Pertama Pialang Teraktif
- Meriahkan HUT-RI, RFB Semarang Sponsori Turnamen Golf
- RFB Kembali Duduki Puncak Pialang Teraktif
Baca Juga
Sepanjang tahun 2021, harga emas tertinggi pernah menyentuh angka tertinggi pada 6 Januari 2021 di level US$ 1.959/toz dan nilai terendahnya pada 8 Maret 2021 di angka US$ 1.676/toz.
Sementara itu, sampai akhir Desember 2021, proyeksi harga emas akan ditutup di level US$ 1.790/toz.
Pimpinan Cabang PT Rifan Financindo Berjangka Semarang, Mia Amalia mengatakan, investor akan mengambil posisi buy hingga kuartal pertama tahun 2022. Karena The Fed masih terlihat enggan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat sembari menunggu hasil rapat Bank Dunia untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi di tahun depan.
Sementara memasuki kuartal kedua tahun 2022, harga emas diperkirakan cenderung terkoreksi seiring dengan perlambatan inflasi di Amerika Serikat sejalan dengan kebijakan moneter negeri Paman Sam tersebut untuk mengamankan nilai tukar mata uang dan suku bunga mereka.
Menanggapi peluang dari harga emas tersebut, PT Rifan Financind Berjangka Semarang menargetkan tingkat volume transaksi di locogold meningkat dan presentasinya bisa lebih dari 100% di sepanjang tahun 2022.
“Untuk keseluruhan total volume transaksi kami optimis bisa menembus target 150.000 lot. Untuk nasabah baru, kami membidik angka 600 nasabah hingga akhir tahun depan,” ungkap Mia Amalia, kepada pers di Semarang, Rabu (22/12).
Mia mengatakan, pada momen January effect dan hari raya Imlek tahun depan harga emas diekspektasikan naik, selain karena momentum besar berulang secara history dari tahun ke tahun sejak tahun 2011, ada dorongan fundamental yang cukup berdasar, peningkatan kasus varian Covid Omicron ditambah dengan tren suku bunga rill di Amerika Serikat (AS) yang rendah hingga saat ini bakal mendorong harga emas terus meningkat meski di tengah berbagai tekanan
Menurut Mia, tingkat inflasi yang tinggi hingga lebih dari 6% di Amerika Serikat akan memangkas keperkasaan dollar dan mengancam pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat di tahun depan. Alhasil, para investor akan mencari alternatif aset safe haven salah satunya ialah emas untuk mengamankan nilai portfolio mereka.
“Para investor bisa bersiap mengambil posisi buy untuk menggali potensi kenaikan harga emas di tahun depan mulai bulan Desember ini,” tandasnya.
- Rifan Financindo Berjangka Peringkat Pertama Pialang Teraktif
- Meriahkan HUT-RI, RFB Semarang Sponsori Turnamen Golf
- RFB Kembali Duduki Puncak Pialang Teraktif