Petani tembakau di Kabupaten Rembang saat ini bisa tersenyum, karena dari hasil jerih payahnya dalam beberapa bulan ini dapat meraup keuntungan karena adanya kenaikan harga.
- PT Agincourt Resources Borong 7 Penghargaan di EPSA 2024, Bukti Peduli Lingkungan
- Panen Raya Semangka, Bupati Imbau Petani Demak Tak Gunakan Pupuk Kimia
- Kunjungi Booth Kuliner UMKM Mitra GoFood di Solo, Gibran Beri Apresiasi
Baca Juga
Seperti di Desa Pragu, Kecamatan Sulang, di sepanjang jalan bisa dijumpai tanaman tembakau. Masuk ke pemukiman banyak kegiatan menjemur daun tembakau termasuk memetik daunnya di sawah saat pagi hari.
Hilir mudik bisa dilihat pengendara sepeda motor yang membawa gulungan daun tembakau. Selanjutnya dilakukan proses pemilahan, perajangan, penjemuran sampai pada pengumpulan dalam satu bungkusan besar berbentuk persegi besar yang disebut satuan per bal tembakau.
Seorang petani yang sudah sejak tahun 2011 menanam tembakau, Rukun (58) saat ditemui di tempat rajangan tembakaunya, mengaku mengalami kenaikan saat menjual tembakau di gudang PT. Sadana sebanyak lima bal.
"Tembakau saya masuk di grade S1 semua. Harganya Rp. 45 ribuan, " ungkapnya, Rabu (6/9).
Disebutkan harga tembakau tahun 2023 ini mengalami kenaikan. Harganya naik tiga ribu per grade, untuk lima bal tembakau miliknya berhasil membawa pulang uang Rp. 10,5 juta.
Selain harganya yang naik, petani juga bersyukur atas kondisi cuaca tahun ini. Cuaca saat ini menurutnya mirip pada tahun 2011 lalu.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Ramuntani. Dirinya malah sudah empat kali menjual tembakau tahun ini. Grade tembakau yang dijualnya SSP.
"Grade SSP Rp.46 ribu per kilogram. Alhamdulillah jual empat kali sudah Rp.30 jutaan," ungkapnya.
Setelah ini Ramun masih akan menjual enam bal tembakau lagi. Tiga sudah dalam bentuk bal dan ada yang belum dipetik.
- Satelit Merah Putih Sudah Berada Di Area Peluncuran
- Semen Gresik Terima PWI Jateng Award sebagai Perusahaan Terbaik dalam Pemberdayaan UMKM
- 38 UMKM dan 243 Produk Binaan Semen Gresik Meriahkan Jateng Fair 2023