Hasil Tes Antigen Penumpang KA Berlaku Tiga Hari

Penumpang kereta api wajib membawa hasil tes antigen untuk melakukan perjalanan jarak jauh.


Penutupan 9 ruas jalan selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak tanggal 11 Januari 2021 lalu dianggap belum efektif untuk menekan angka kerumunan masyarakat.

Terbukti masih ditemukannya sejumlah titik-titik tertentu yang menjadi tempat berkumpulnya masyarakat, terutama saat malam hari.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Semarang, Endro P. Martanto mengatakan, salah satu penyebab adanya kerumunan masyarakat karena banyak yang melakukan pelanggaran dengan cara menerobos jalan yang telah ditutup barikade.

Bahkan saat telah diberlakukan satu arah (one way), masih ada masyarakat yang melakukan contra flow atau melawan arus. Kebanyakan dari mereka adalah pengendara roda dua.

''Ternyata penutupan jalan belum mampu membuat masyarakat agar tidak berkerumun. Ini menunjukkan jika kesadaran masyarakat masih rendah. Pelanggaran paling banyak ditemukan terjadi di ruas Jalan Lamper Tengah Raya dan Jalan Supriyadi. Ini karena Jalan Supriyadi dekat dengan sentra pertokoan di daerah Tlogosari, sedangkan Jalan Lamper Tengah merupakan jalan penghubung dua jalur besar,'' papar Endro, Senin (18/1).

Diakui Endro, sembilan ruas jalan yang ditutup tersebut tidak bisa dijaga secara penuh karena keterbatasan personel Dishub.

Seperti telah diketahui, bahwa penutupan jalan dimulai pukul 21.00 hingga 06.00 meliputi Jalan Pemuda (Paragon Mall-Tugu Muda), Kota Lama (Simpang Letjend Suprapto atau Cendrawasih - Jembatan Mberok), Jalan Pandanaran (Tugu Muda - Simpang Lima), di Jalan Gajah Mada (Simpang Kampung Kali), Jalan Pahlawan (Air Mancur - Simpang Lima), dan Jalan Ahmad Yani (Simpang RRI - Simpang Lima).

Adapun untuk tiga ruas jalan lainnya, penutupan jalan berlangsung selama 24 jam dilakukan di Jalan Tanjung dari Simpang Imam Bonjol hingga Simpang Pemuda, Jalan Lamper Tengah Raya, Jalan Supriyadi mulai Simpang Tlogosari hingga Jalan Brigjen Sudiarto.

''Jadi, pelanggarannya seringkali terjadi justru ketika tidak diawasi. Mereka tetap melintas jalan tersebut walaupun telah ditutup. Ini yang kemudian membuat beberapa titik tetap ramai kerumunan. Saya ingin menyampaikan sekali lagi, penutupan jalan tentunya akan lebih efektif menekan angka Covid-19, kalau diikuti dengan kesadaran masyarakat di Kota Semarang untuk menaati aturan PPKM,'' kata dia.

Untuk saat ini, lanjut Endro, belum ada rencana melakukan penambahan penutupan ruas jalan di Kota Semarang. Kalaupun hendak dilakukan penambahan penutupan ruas jalan, Dishub menunggu hasil rekomendasi dari Tim Satgas Covid-19 Kota Semarang.

Semua tindakan tersebut tentunya harus berdasarkan pada perkembangan penanganan Covid-19 di Kota Semarang.

''Kalaupun ada usulan penambahan, beberapa ruas jalan yang hendak ditutup kemungkinan tidak jauh berbeda dengan awal pada saat dulu pernah dilakukan PKM tahap pertama,'' pungkasnya.