Awal bulan ini, muncul kabar Amerika Serikat (AS) telah meluncurkan satelit dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) secara diam-diam. Hal itu memicu banyak pertanyaan di publik.
- Indonesia Dapat Shock Therapy dari AS Karena Kamala Haris Tak Mampir
- Kasus Covid-19 di Filipina Melonjak Tajam Paska Pelonggaran
- Paris Hilton, Lindsay Lohan Tukang Bohong
Baca Juga
Pada 1 Juli, situs space-track.org mengidentifikasi ISS telah meluncurkan satelit rahasia yang dikatalogkan sebagai BD-28, dengan kode negara Amerika, dikutip dari Kantor Berita RMOL.
Beberapa orang mempertanyakan perilisan tersebut. Seorang astronom, Jonathan McDowell menyebut, kemungkinan satelit itu milik perusahaan swasta AS yang aktivitasnya tidak ingin menarik perhatian.
Namun pada Jumat (2/6), Komando Luar Angkasa AS (USSPACECOM) mengklarifikasi informasi tersebut.
Direktur USSPACECOM, Letnan Kolonel Erin Dick menuturkan, satelit rahasia itu sebenarnya adalah CubeSat milik Jepang yang keliru didaftarkan denagn kode pelacakan ruang angkasa sebagai objek Amerika.
"Ternyata ada kesalahan pada apa yang diposting di space-track.org, dan sejak itu telah diperbarui. BD-28, juga disebut sebagai G-Satellite 2, adalah CubeSat Jepang. Kode negara untuk BD-28 akan diperbarui ke JPN," ujarnya.
Pada 1 Juli, situs space-track.org mengidentifikasi ISS telah meluncurkan satelit rahasia yang dikatalogkan sebagai BD-28, dengan kode negara Amerika.
Beberapa orang mempertanyakan perilisan tersebut. Seorang astronom, Jonathan McDowell menyebut, kemungkinan satelit itu milik perusahaan swasta AS yang aktivitasnya tidak ingin menarik perhatian.
Namun pada Jumat (2/6), Komando Luar Angkasa AS (USSPACECOM) mengklarifikasi informasi tersebut.
Direktur USSPACECOM, Letnan Kolonel Erin Dick menuturkan, satelit rahasia itu sebenarnya adalah CubeSat milik Jepang yang keliru didaftarkan denagn kode pelacakan ruang angkasa sebagai objek Amerika.
"Ternyata ada kesalahan pada apa yang diposting di space-track.org, dan sejak itu telah diperbarui. BD-28, juga disebut sebagai G-Satellite 2, adalah CubeSat Jepang. Kode negara untuk BD-28 akan diperbarui ke JPN," ujarnya.
CubeSats adalah satelit mini yang digunakan untuk penelitian luar angkasa yang beratnya mencapai 3 pon dan berbentuk kubus.
- Bupati Purbalingga Salurkan Bantuan Korban Angin Ribut
- Saudara Serumpun, Kolaborasi Khas
- Akhir Pekan Nanti Pompeo Berkunjung Ke Indonesia