Hendi Sebut Kampung Siaga Candi Hebat Jadi Cikal Bakal PPKM Mikro

Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro yang digagas pemerintah pusat dan mulai berlaku di Jawa Tengah khususnya Kota Semarang sejak 9 Februari lalu.


Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro yang digagas pemerintah pusat dan mulai berlaku di Jawa Tengah khususnya Kota Semarang sejak 9 Februari lalu.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, menyampaikan jika PPKM Mikro sejatinya sudah ada dan diterapkan di Kota Semarang sejak awal pandemi di mulai.

PPKM Mikro adalahpendekatan PPKM berbasis mikro yang mengatur sampai dengan tingkat rukun tetangga (RT)/rukun warga (RW) yang berpotensi menimbulkan penularan COVID-19.

Kampung Siaga Candi Hebat yang diinisiasi oleh Pemerintah Kota Semarang, Polda Jawa Tengah dan Polrestabes Semarang adalah bentuk implemetasi dari penerapan PPKM Mikro.

"PPKM MIkro yang di mulai 9 februari kemarin kita juga lakukan di semarang, kami beruntung karena di semarang sudah menerapkan PPKM Mikro dalam tanda kutip melalui pembentukan kampung siaga candi hebat yang didirikan tahun lalu pada saat mulai pandemi covid, inisiasi dari Polda, Polrestabes dengan Pemerintah Kota Semarang dan sejauh ini sudah ada 329 kampung, artinya sebarannya pasti sudah ada di setiapkelurahan, karena kelurahankita kan ada 177," jelas Hendi, sapaannya, Jumat (12/2).

Menurut Hendi, 329 Kampung siaga candi hebat hingga saat ini terus dioptimalkan untuk memonitoring siapapun yang memiliki gejala Covid-19 dan bisa segera teratasi.

"Sampai hari ini masyarakat masih tetapkompak dan semangat untuk bisa menghidupkan dan mengoptimalkan PPKM MIkro di kota Semarang, melalui kampung siaga candi hebat," jelasnya.

Dalam Kampung siaga candi hebat, penerapan protokol kesehatan dilakukan dengan baik, mulai dari mencuci tangan bagi siapapun yang masuk ke area kampung.

Rumah karantina juga disiapkan bagi warga yang harus melalukan karantina mandiri dengan status OTG.

"Di 329 kampung siaga candi hebat ini, orang mau masuk harus cuci tangan, disiapkan juga tempat karantina mandiri jika memang ada warga yang suhunya lebih dari 37,3, atau OTG, lalu di kampung siaga juga ada gotong royong masyarakatmembantu sembako, sayuran dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari di bawah pengawasan ketat RT/RW setempat," pungkasnya.