Indonesia Tidak Terpengaruh Hiperinflasi Di Venezuela

Hiperinflasi yang semakin meroket membuat ekonomi Venezuela semakin buruk. Saat ini, nilai 1 dolar AS setara dengan lebih dari 6,3 juta Bolivar.


Pada Juli lalu saja, inflasi Venezuela telah mencapai 82.700%. Hal itu membuat harga sandang pangan melonjak tajam.

Menanggapi situasi tersebut, Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi sekaligus Pengamat Ekonomi Ahmad Erani Yustika mengungkapkan kondisi ekonomi yang terjadi di Venezuela tidak akan mempengaruhi Indonesia. Karena itu tidak perlu ada persiapan khusus yang harus dilakukan.

"Sampai sekarang saya kira tidak ada upaya dari pemerintah yang spesifik untuk itu. Pemerintah hanya melakukan monitoring secara keseluruhan kondisi ekonomi secara umum bukan per negara," ungkapnya di Cikini, Jakarta pekan ini.

"Ya saya kira sekarang berjalan masih seperti biasanya," lanjutnya.

Namun disisi lain kata dia, pemerintah Indonesia harus tetap mengelola dan memonitor suhu badan ekonomi.

"Bahkan bank sentral kan sudah melakukan upaya memitigasi itu, misalnya menaikan BI rate. itu adalah bagian dari upaya dari pemerintah dan bank sentral untuk merespon perkembangan," tandasnya.

Diketahui, kini pemerintah Venezuela kesulitan mendapatkan pinjaman akibat pemberi pinjaman semakin tidak ingin mengambil risiko menanam uang di Venezuela. Alhasil pemerintah kembali mencetak uang, sehingga semakin menurunkan nilainya dan melonjakkan inflasi.