Narendra Modi Kancil Yang Gesit Bergerak Saat Artificial Intelligence Action Summit Di Paris

Perdana Menteri Narendra Modi Berikan Sambutan Utama Dalam Artificial Intelligence Action Summit Di Grand Palais, Paris, Prancis, Pada Selasa (12/02). Dokumentasi Modi
Perdana Menteri Narendra Modi Berikan Sambutan Utama Dalam Artificial Intelligence Action Summit Di Grand Palais, Paris, Prancis, Pada Selasa (12/02). Dokumentasi Modi

Paris - India hadir di acara Artificial Intelligence Action Summit (AIAS) dengan diwakili oleh Perdana Menterinya, Narendra Modi yang didampingi dengan penuh hormat oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron pada Selasa (11/02) kemarin di Grand Palais, Prancis.


Sambutan Modi juga merupakan sambutan yang diliput secara besar-besaran oleh media utama mau pun independen dunia. Sambutannya dihadiri langsung oleh para petinggi dunia seperti Sekjen PBB Antonio Gutteres, Wakil Presiden Amerika Serikat, serta Presiden Komisi Uni Eropa Ursula Von Der Leyen.

Tulisan dan peliputan sebelumnya dapat dibaca pada tautan berikut:

Paris AIAS: Puncak Ganasnya Perang Teknologi AI Di Tingkat Global

Apa yang membuat sambutan Modi mendapatkan perhatian begitu besar? Sebagai pemimpin negara berkembang dan terkenal dengan kemiskinan yang diderita mayoritas rakyatnya, Modi tampil gemilang.

Modi dengan percaya diri menyatakan bahwa Artificial Intelligence seharusnya berperan:

  • sebagai kunci atau kode dari kemanusiaan karena AI membentuk ulang masyarakat, ekonomi, dan keamanan dan merupakan kunci kemanusiaan pada Abad XXI.
  • sebagai pengaturan dunia oleh sebab itu Modi menyerukan agar standar dan peraturan dunia tentang AI menekankan pada pengelolaan resiko, mendukung inovasi, menjamin akses yang setara khususnya bagi negara-negara Dunia Selatan. Ia juga mendukung sistem open-source untuk meningkatkan kepercayaan dan transparansi dan membangun data berkualitas yang bebas dari bias.
  • memonitor bias AI: Modi menekankan keberadaan bias pada sistem AI dan menyatakan bahwa potensi AI memang menakjubkan akan tetapi kecenderungannya untuk tampil bias tetap layak untuk dimonitor dan dikoreksi.
  • mematahkan mitos potensi hilangnya pekerjaan: Modi mengatakan bahwa sejarah dunia menunjukkan bahwa teknologi mengubah sifat alamiah pekerjaan dan bukan menghapuskan pekerjaan itu sendiri. Ia menekankan tentang pentingnya keahlian dan pembelajaran ulang keahlian dalam masa depan yang didorong oleh AI.
  • menerapkan AI yang mentransformasikan: Modi menyebutkan potensi AI dalam mentransformasi hidup manusia dengan cara meningkatkan kesehatan, pendidikan dan pertanian serta mendukung pencapaian tujuan pembangunan yang berkesinambungan.
  • menyediakan infrastruktur digital: PM India ini merujuk pada keberhasilan negaranya dalam membangun infrastruktur publik digital bagi populasinya yang mencapai 1.4 miliar dengan harga murah, ketersediaan sumberdaya manusia bertalenta untuk AI dan solusi teknis dan hukum tentang data pribadi.
  • menghadapi ancaman dari AI: Modi menyebutkan beberapa kecemasan terkait dengan keamanan siber, disinformasi dan deepfakes (kepalsuan berlapis).
  • persyaratan keberlangsungan AI: Modi menyebutkan keberlangsungan penyelenggaraan AI adalah penyediaan kondisi penggunaan energi secara tinggi.

Terpampang dengan jelas bahwa India, salah satu pendiri Negara Non Blok Asia-Afrika sebagaimana Indonesia, menolak menjadi pelanduk yang terjebak di tengah-tengah dua gajah yang bertempur.

Liputan soal persaingan Eropa dan Amerika dapat dibaca dalam tautan berikut:

Meutya Hafid Mewakili Indonesia Di AIAS, Apa Yang Akan Dibawa Ke Meja Pertemuan?

Modi menunjukkan bahwa India dapat menjadi kancil yang meminta negosiasi khusus dalam meja perundingan bagi kepentingannya dan bahkan membawa Dunia Selatan (Global South) dalam perjuangannya.

Indonesia yang mengaku sebagai negara besar dan memiliki sumberdaya yang luar biasa dan punya para pemikir dan pegiat bidang teknologi informasi dan komunikasi mungkin bisa belajar satu dua hal di palagan internasional ini. Terlebih lagi AI adalah kunci peradaban manusia pada Abad XXI.