Inilah Yang Membuat Suryana Jengkel Dan Neror RSI Sultan Agung

Pelaku teror bom di RSI Sultan Agung Semarang, Suryana (32) warga Kerawang, Jawa Barat mengaku kesal dengan pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit. Pasalnya, selama 1 jam 30 menit dirinya yang sakit perut akut tidak segera diberi tindakan medis. Bahkan di ruang ICU pun tidak asa petugas yang berjaga.


Pernyataan tersebut disampaikan  Surayana di depan Kapolrestabes Semarang Kombes Abioso Seno Aji saat rilis kasus di Mapolrestabes Semarang, Kamis (6/9) sore. Mengalami pelayanan yang kurang cepat pelaku mengirim SMS ancaman bom melalui nomer Hotline RSI Sultan Agung .

"Saya dari Karawang mau ke Klaten, sampai di Semarang Selasa (4/9) tiba-tiba perut melilit tidak karuan dan langsung menuju IGD RSI Sultan Agung, di sana gak ada yang jaga. Hanya satpam pak," ungkap Suryana dihadapan Kapolres.

Suryana menambahkan, karena tidak ada petugas, dirinya langsung masuk melalui jalur pendaftaran namun disuruh menunggu hingga 1 Jam. Tapi tak kunjung mendapatkan pelayanan.  Karena tidak tahan akhirnya pelaku melanjutkan perjalanan ke Klaten.

"Padahal saya membayar tidak minta gratis, tapi tetap tidak dilayani," tandas Suryana.

Kapolrestabes Semarang Kombes Pol  Abioso Seno Aji menerangkan, pelaku mengirimkan SMS saat dirinya perjalanan ke Klaten. Pelaku kirim SMS hingga 10 kali yang isinya pengancaman akan meledakan Rumah Sakit.

"Jadi motifnya sakit hati karena merasa tidak dilayani oleh pihak rumah sakit," terang Abi.

Pelaku akhirnya dapat ditangkap oleh petugas unit Resmob Polrestabes Semarang yang dipimpin Aiptu Janadi di kawasan Tebon Gede, Kabupaten Klaten pada Rabu (8/9) sekira pukul 22.30 WIB dengan barang bukti HP dan nomornya.