Jalan Gajahmada Jadi Pilot Project Sistem Ducting Kawasan Segitiga Emas

Pemerintah Kota Semarang terus berbenah dan untuk menunjang estetika kota, pengerjaan pemindahan sarana utilitas untuk masuk dalam sistem ducting terus dilakukan.


Beberapa titik sudah dilakukan pengerjaan sistem ducting, kali ini mengarah pada kawasan Segitiga Emas Kota Semarang. Kawasan Segitiga Emas ini meliputi delapan ruas jalan diantaranya Jalan Pandanaran, Jalan Pemuda dan Jalan Gajahmada. 

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Persandian (Diskominfo) Kota Semarang, Soenarto menyampaikan saat ini Jalan Gajahmada akan menjadi pilot project untuk sistem ducting di Kawasan Segitiga Emas.

Soenarto menyebutkan memang s9stem ducting ini menjadi salah satu solusi untuk mempercantik sebuah kota. Pasalnya jika di jalan protokol terlalu banyak tiang sarana utilitas akan membuat estetika sebuah kota berkurang. Sebut saja di Jalan Gajah Mada yakni mulai Masjid Baiturrahman hingga persimpangan Depok, terhitung ada 484 tiang yang berdiri di sepanjang jalan, bahkan satu titik bisa mencapai lima hingga enam tiang.

Ia mengatakan jika saat ini tengah dilakukan penurunan kabel udara di kawasan Jalan Gajah Mada. Kabel fiber optik milik Pemkot Semarang di kawasan tersebut juga telah diturunkan. Kabel fiber optik tersebut digunakan untuk pelayanan instansi. Nantinya kabel fiber optik milik pihak lain di kawasan segitiga emas juga akan diturunkan secara bergantian.

"Misalnya di Semarang Tengah ada kabel fiber optik itu sudah masuk. Nanti akan terus diikuti oleh yang lain," katanya, Rabu (13/7). 

Pengerjaan sistem ducting ini dilakukan oleh pihak ketiga yakni PT Bhumi Pandanaran Sejahtera (BPS) dengan kerjasama operasi (KSO) bersama Moratelindo. Soenarto menyebut untuk mekanisme, nantinya akan ada kolaborasi kerjasama operasional dalam bentuk bisnis, sehingga para provider akan dikenai biaya sewa.

Ia menyebut untuk menurunkan sarana utilitas tersebut untuk dilakukan ke sistem ducting memang bukan hal yang mudah. Hal tersebut tidak hanya sekedar melepas kabel udara kemudian dimasukkan dalam sistem ducting, nantinya perlu adanya pengadaan kabel baru dan pembungkus pengamannya.

"Kalau sudah siap tersambung, baru yang atas dialihkan. Kalau sudah oke, kabel diatas mulai diputus. Itu jadi sebuah runtutan pelaksanaan penurunan kabel. Sebenarnya belanja modal teman-teman provider ini cukup besar. Alhamdulillah, mereka support penuh," bebernya. 

Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) Jawa Tengah, Dharmadi Hardo menambahkan bahwa penggunaan sistem ducting ini merupakan salah satu solusi untuk menyikapi semakin banyaknya jaringan internet untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Ya mau tidak mau di wilayah perkotaan nantinya arahnya kesana. Kami mengakui kabel udara sedikit banyak merusak pemandangan kota," jelasnya. 

Pihaknya menyebut ada 95 operator telekomunikasi internet service provider di Jawa Tengah. Sementara di Semarang sendiri ada sekitar 40 operator, operator yang memiliki kabel sekitar 25. 

"Kalau 25 ini masang tiang, mungkin di halaman warga akan ada kabel. Ini perkembangan teknologi yang selalu terlambat diantisipasi, oleh pemerintah termasuk juga kami. Kami tidak mengira pertumbuhan secepat itu," ungkapnya. 

Ia mengakui di jaman serba digital ini memang kebutuhan akan internet menjdi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Untuk itulah penataan kabel maisng-masing provider harus di tata agar tidak mengganggu estetika kota.

“Ducting ini jadi salah satu solusi, ada solusi lain misalnya dengan membuat tiang bersama. Tapi saya rasa Ducting ini yang paling ideal,” pungkasnya.