Jangan Cuma Guru, Penyuluh Juga Perlu Diangkat Jadi PNS

Pemerintah diharapkan tidak hanya mengangkat guru honorer menjadi PNS dalam rekrutmen tahun ini. Para penyuluh juga perlu. Sebab, mereka juga sudah sangat berjasa, baik dalam meningkatkan produksi pertanian dan perikanan, maupun menjaga kesehatan masyarakat.


"Saya berharap, dalam kebijakan pemerintah pengangkatan PNS, yang diprioritaskan bukan cuma guru. Penyuluh di lapangan juga. Mereka ini sama dengan guru, pahlawan kita. Dengan gaji kecil tapi punya tugas berat dalam menjembatani pemerintah dengan masyarakat," kata Wakil Ketua Komisi IV DPR, Roem Kono di Jakarta, Rabu (26/9).

Penyuluh ada berbagai macam. Ada penyuluh pertanian, penyuluh perikanan, penyuluh kesehatan, dan lainnya. Dari data honorer K2 yang dipegang Roem Kono, total penyuluh itu sekitar 700 ribuan orang. Mereka tidak bisa diangkat menjadi CPNS lantaran usianya sudah melewati 35 tahun.

Atas hal itu, dia meminta pemerintah membuat terobosan. Dia pun menyambut baik langkah pemerintah menyelesaikan polemik tenaga honorer dengan membuat Peraturan Pemerintah (PP) tentang Pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) yang status dan gajinya disamakan PNS. Baginya, terobosan ini merupakan sebuah langkah yang bagus.

"Kami minta para penyuluh tetap ikuti aturan. Tapi, yang jelas, seperti (tenaga honorer) di atas 35 tahun harus bisa diangkat menjadi pegawai pemerintah dengan honorer tetap sesuai UMR. Jangan lagi nasib mereka dibiarkan menggantung. Nasib mereka terjamin," jelas politisi senior Partai Golkar itu.

Sebagai anggota Komisi IV, pihaknya konsentrasi pada penyuluh pertanian dan perikanan. Sejauh ini, banyak dari mareka berusia di atas 35 tahun. Dia pun memberikan apresiasi ke Kementerian Pertanian (Kementan) yang telah mengupayakan agar semua penyuluh pertanian bisa diangkat menjadi P3K.

"Saya usul agar mereka juga disiapkan sarana prasarana seperti motor. Sebab, tugas yang mereka hadapi sangat berat sementara mereka ini adalah mata dan telinga petani dan nelayan kita," ujar Roem Kono.