Jateng Dorong Program Serap Gabah Untuk Kendalikan Gejolak Harga Pangan

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Tim Pengendali Inflasi provinsi ini terus mendorong pelaksanaan Program Serap Gabah sebagai upaya memitigasi risiko gejolak harga akibat tingginya pasokan beras saat panen raya.


Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Tim Pengendali Inflasi provinsi ini terus mendorong pelaksanaan Program Serap Gabah sebagai upaya memitigasi risiko gejolak harga akibat tingginya pasokan beras saat panen raya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Pribadi Santoso mengatakan stabilitas harga pangan, khususnya beras akan selalu dijaga.

"Koordinasi dan komunikasi dengan Pemerintah Pusat juga senantiasa dijalin dalam rangka optimalisasi perumusan kebijakan impor beras, bawang putih, dan kedelai," katanya dalam siaran rilisnya, Selasa (6/4).

Selain itu, TPID juga akan terus melakukan empat kunci pengendalian inflasi yaitu menjaga ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, memastikan kelancaran distribusi, serta memperkuat komunikasi yang efektif untuk menjaga ekspektasi inflasi masyarakat, khususnya pada periode hari raya keagamaan.

Upaya tersebut diharapkan dapat menjaga inflasi Jawa Tengah pada tahun 2021 tetap berada pada kisaran sasaran inflasi sekitar 3 %.

Sementara itu, BPS mencatat inflasi Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,08% (mtm) pada Maret 2021, lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,17% (mtm).

Realisasi tersebut juga terhitung lebih rendah dibandingkan rerata lima tahun terakhir yang tercatat sebesar 0,13% (mtm). Penurunan laju inflasi Jawa Tengah masih sejalan dengan inflasi nasional yang mencatatkan inflasi sebesar 0,08% (mtm).