Jika Ada Capres Lain, Cak Imin Juga Akan Tawarkan Diri

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar telah mendeklarasikan diri sebagai calon wakil presiden (Cawapres) pada Pilpres 2019 meski belum ada bakal Capres yang menggandengnya.


Dalam berbagai kesempatan, Cak Imin biasa ia disapa mengatakan ingin berpasangan dengan petahana Joko Widodo. Namun pada kesempatan lain ia juga menyebutkan ingin berpasangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Pengamat politik dari Charta Politica Muslimin mengatakan upaya Cak Imin tersebut memperlihatkan ambisi politik yang tidak bagus dan tidak etis.

"Bahkan, Muhaimin mungkin saja tidak hanya menawarkan diri ke Jokowi dan Prabowo. Jika ada tokoh lain yang berpotensi menjadi Capres, ia juga akan menawarkan dirinya," ujar alumni Komunikasi Politik Pascasarjana UI ini seperti dalam keterangan yang diterima redaksi, Kamis (17/5).

Jelas Muslimin, upaya Cak Imin menawarkan diri kepada beberapa bakal Capres menunjukkan belum adanya sinyal yang diberikan Jokowi untuk menggandenganya.

"Sehingga ia mencoba untuk menyebut bisa berpaling ke calon lain dan berupaya untuk memberikan bargaining kepada Jokowi agar segera untuk melamarnya," sebutnya.

Bargaining Cak Imin tersebut menurut Muslimin tidak tepat. Karena dari sisi jumlah kursi untuk pencalonan, Jokowi sudah bisa maju tanpa ada dukungan PKB. Apalagi masih banyak ketua umum parpol koalisi ain yang bisa bersaing dengan Cak Imin.

"Ada M. Romahurmuziy dari PPP dan Airlangga Hartanto dari Partai Golkar yang juga memungkinkan untuk digandeng oleh Jokowi. Golkar secara jumlah kursi jauh lebih besar disbanding PKB, sementara PPP lebih dahulu mendukung Jokowi disbanding PKB," tambah Muslimin.

Dibanding kepada Jokowi, bergaining Cak Imin sebenarnya lebih tepat untuk Prabowo. Karena secara kursi Gerindra tidak cukup untuk mengusung Prabowo tanpa berkoalisi dengan partai lain. Memang ada PKS, namun Gerindra dan PKS secara resmi belum mendeklarasikan diri untuk mengusung Prabowo.