Pembangunan infrastruktur untuk mengembangkan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Tanjung Lesung, Provinsi Banten, terus dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
- BPJamsostek Gencar Sosialisasi Bidik Pelaku UMKM Jadi Peserta
- PGN Subholding Pertamina Catatkan Laba USD 210 juta
- Pemkot Semarang Beri Diskon 40 Persen Pembayaran BPHTB
Baca Juga
Kawasan Tanjung Lesung direncanakan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Provinsi Banten bagian selatan. Sebab kawasan ini merupakan salah satu dari 10 KSPN prioritas yang ditetapkan Pemerintah untuk dikembangkan dan salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan bahwa pembangunan kawasan pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu dengan infrastruktur, terutama jalan, sanitasi, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk berdasarkan rencana induk pembangunan infrastruktur.
Dengan kualitas infrastruktur yang lebih baik, maka diharapkan waktu tinggal wisatatan bisa lebih panjang," ujarnya beberapa waktu lalu.
KSPN Tanjung Lesung berada di Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang yang berjarak sekitar 128 km dari Jakarta. Di samping mendukung semakin banyak kunjungan wisatawan ke Pantai Tanjung Lesung, Kementerian PUPR juga mengembangkan wisata berbasis pembangunan desa dan ekonomi kerakyatan.
Potensi batik Cikadu dan agrowisata salak purus didorong melalui pengembangan Kampung Wisata Cikadu, agar bisa menjadi destinasi pariwisata baru.
Penanganan infrastruktur permukiman untuk mendukung KSPN Prioritas dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu infrastruktur yang langsung menunjang lokasi wisata dan yang menunjang permukiman (kawasan penyangga) di sekitar lokasi tujuan wisata. Pembangunan KSPN Tanjung Lesung dilakukan sejak tahun 2016 hingga 2018 dengan total anggaran sebesar Rp 80,9 miliar melalui Ditjen Cipta Karya.
Infrastruktur yang dibangun di zona utama Kampung Wisata Cikadu berupa amphiteater, taman bermain, dan restoran apung. Selain itu, di kawasan pendukung dibangun gerbang kawasan-boulevard, plaza, pendopo, dan pelataran parkir, pendopo dan gallery batik dan kerajinan dengan anggaran Rp 40 miliar. Selain itu juga dibangun ruang tebuka hijau berupa lapangan sepakbola dan area pejalan kaki dengan anggaran Rp 9,4 miliar.
Infrastruktur untuk mendukung penyehatan lingkungan juga disediakan berupa toilet wisata, tempat pengelolaan sampah dengan prinsip Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS 3R), dan MCK Komunal dengan total anggaran Rp 11 miliar. Untuk memenuhi kebutuhan air minum dibangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan nilai Rp 19,88 miliar.
Di samping itu dilakukan peningkatan konektivitas oleh Kementerian PUPR dengan meningkatkan kondisi jalan nasional yang lebih mantap menuju kawasan tersebut serta pembangunan jalan tol Serang-Panimbang sepanjang 83,6 km.
Tol Serang-Panimbang dibangun dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dimana dukungan pemerintah berupa konstruksi sepanjang 33 Km, sementara sisanya dikerjakan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yakni PT Wijaya Karya Serang Panimbang. Pembangunan Tol Serang-Panimbang saat ini masih dalam tahap pembebasan lahan dan ditargetkan akan operasional secara bertahap mulai tahun 2019.
- Walikota Semarang Borong Produk UMKM Warga Kecamatan Gayamsari
- Perempuan Desa di Rembang Diberikan Dalan Pangan Dalan Bungah, Ternyata Ini Manfaatnya
- Angka Kecelakaan Kerja Tinggi, Digenjot Budaya K3 di Tiap Kegiatan Usaha