Pendukung gerakan tanda pagar (hastag) #2019GantiPresiden dan yang kontra diminta untuk sama-sama menahan diri.
- Soal Baliho, Bawaslu Salatiga Sudah Tegur PSI
- Dirikan Posko Pemenangan Prabowo-Gibran di Solo, G-Nesia Siap Raup Suara Maksimal
- Ketua DPC PDIP Solo Siap Menangkan Teguh Prakosa dan Bambang Gage
Baca Juga
Politisi PDI Perjuangan, Kapitra Ampera yang juga alumni Aksi 212 mengaku sangat prihatin dengan kisruh antara kedua belah pihak seperti yang terjadi di Pekanbaru, Riau beberapa waktu lalu.
"Saya prihatin dengan apa yang terjadi di Pekanbaru, Riau. Karena mayoritas orang di situ saya kenal termasuk orang yang pro dan kontra. Mobil yang dipakai Neno (Neno Warisman) adalah mobil dari sahabat anak saya," praktisi hukum ini di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (27/8).
Dikatakan Kapitra, obsesi Neno Warisman yang ingin mengganti presiden melalui gerakan itu bisa menimbulkan perpecahan yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk itu, Kapitra meminta Neno untuk menahan diri.
"Saya imbau kepada Neno untuk cooling down," ucapnya.
Gerakan
#2019GantiPresiden makin meluas. Di daerah, deklarasi gerakan ini
bermunculan. Tapi di Riau, kepolisian tak mengizinkan acara tersebut
digelar. Pasalnya, rencana deklarasi menimbulkan pro dan kontra di
masyarakat.
- Antisipasi Tindakan Kecurangan Pemilu: 15.341 Surat Suara Rusak Dibakar KPU Kudus
- Tak Lagi Jabat Presiden RI, Jokowi Nyoblos di Surakarta
- Gibran Kunjungi Sentra Batik Trusmi Cirebon