Karyawan PT Sinar Dunia Menganggap Dirut Lama Kerap Menekan Karyawan

Kasus PT Sinar Dunia hingga saat ini belum kunjung usai. Kali ini karyawan perusahaan yang berlokasi di Kawasan Industri Genuk ini angkat bicara dengan kepemimpinan Direktur Utama (Dirut) yang lama mereka yakni Tony Damitrias.


Melalui Kepala Produksi PT Sinar Dunia, Sunarso menyuarakan isi hati para karyawan yang menilai Dirut lama terlalu menekan karyawan dan membuat berbagai kebijakan yang merugikan baik untuk perusahaan maupun untuk karyawan ketika Tony masih menjabat sebagai Dirut.

Meski demikian, Sunarno menyebut jika sebenarnya Tony adalah sosok yang baik. Namun memang beberapa kebijakan untuk perusahaan saat ia memimpin dinilai menekan dan menyudutkan para karyawan.

“Sebenarnya Pak Tony itu baik, namun banyak melakukan penekanan kepada kami sebagai pekerja meski permasalahan kecil membuat kami cukup tersudut. Kami bawahan selalau jadi ajang kesalahan," ungkap Sunarno, Minggu (9/4).

Sunarno mengungkapkan saat belum dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) pada 17 November 2022 lalu, ia menyebut Tony tidak mau mengesahkan rencana pembelian bahan baku produksi hingga membuat operasional perusahaan terhambat.

"Saya secara pribadi baru paham. Jadi sebelum Desember 2022 lalu, Pak Tony meminta selaku Direktur ketika itu untuk tidak beli Ball (bahan baku). Jadi per Januari 2023 tidak ada bahan baku lagi," tuturnya.

Selain itu, untuk honor dan gaji karyawan baru diplotkan hingga akhir tahun 2022, bahkan lembur karyawan juga tidak dibayarkan. Hal ini membuat isu kebangkrutan sebelum RUPS LB sudah tersebar kepada karyawan.

Bahkan para karyawan yang ikut dalam pertemuan tersebut membandingkan kebijakan Komisaris Yuwana Ali, ayah dari Andana Ali yang lebih telaten dalam memberikan kehormatan kepada pekerja.

Menanggapai pernyataan sikap belasan karyawan perwakilan PT Sinar Dunia tersebut, Andana Ali membenarkan hal tersebut.

"Jadi sebelum RUPS LB sudah ada referensi atau penyampaian pak Tony kepada keluarga. Yakni tidak diketahui maksud tujuan pak Tony untuk bagi-bagi aset," kata Andana

"Pak Tony juga menyampaikan hal itu, katanya sudah kesepakatan keluarga. Tapi justru kita tanya kenapa harus bagi-bagi aset, dan bahkan rencana mau dirikan pabrik sendiri," lanjutnya. 

Dari kejadian RUPS LB sendiri disampaikan karena sudah menjadi kesepakatan sesuai AD/ART PT Sinar Dunia yang telah bersama disepakati sejak era Yuwana Ali selaku Komisaris.

"Kalau pak Tony sudah memutuskan bagi-bagi. Maka sesuai ketentuan AD/ART pak Tony yang juga sebagai pemegang saham perlu mengikuti prosedur Perusahaan dalam RUPS LB itu. Kalau ingin haknya, jadi perlu menjual sahamnya," tandasnya.